Search This Blog

Saturday, December 18, 2010

Tanda Mengenal Allah 3

Kebahayaan Mengenal Allah

Apa saja sih dangerousnya?

1. Merasa mengenal tetapi sebenarnya tidak dikenal. 

Yesus berkata sesuatu yang mengerikan,” Aku tidak pernah mengenal kamu!”
Kebayang gak sih, kalo ini sampai terjadi pada diri kita? Wong, saya kenal kok siapa Yesus, mengapa Yesus tidak kenal siapa saya?

Saya toh sudah jadi orang Kristen sejak kecil, rajin ikut Sekolah Minggu. 
Saya melayani Tuhan dalam Paduan Suara bertahun-tahun.
Saya adalah Guru Sekolah Minggu.
Saya pemimpin Pemahaman Alkitab.
Bahkan lebih dahsyat lagi... Saya bisa menyembuhkan orang sakit. 
Plus Setan aja takut sama saya, diusir wes...wes...bablas setanne!

Bagaimana mungkin Tuhan Yesus tidak kenal saya?

Mari kita telusuri dari awal proses sampai seseorang jadi orang Kristen:

➢ Pada mulanya, bisa saja karena tertarik lagu rohani yang didengar, disuruh Ortu ke gereja. Mungkin juga karena diajak teman (or calon pacar) ke gereja. Apalagi kalau ada orang yang ditaksir, wow pastinya langsung rajin ndak pernah absen. Atau bisa juga karena menemukan hal-hal yang menyenangkan lainnya dari komunitas Kristen.

➢ Sampai satu titik, mulai tertarik akan perkara rohani. Ketertarikan akan Firman mulai muncul, sangat suka mendengarkan kotbah. Kalau ditanya, ”Kotbahnya apa?” Jawabnya, ”Tau deh....pokoknya lucu!” Masih sangat dangkal, belum masuk dalam pengertian inti. Firman belum direfleksikan dalam hidup. Belum dipikirin, baru mulai suka aja.

Nah... kalau dia berada dalam lingkungan yang kondusif. Katakanlah, jemaatnya ramah-ramah, ditambah gereja tersebut keren karena artis pun beribadah di sana, plus hamba Tuhannya hangat dan baik, otomatis: He will makes himself involve. 

Dia mau menjadi bagian integral dalam gereja tersebut. Menyatakan diri: Saya Kristen, hari Minggu harus ke gereja. Sayangnya, banyak orang yang datang ke gereja rutin akhirnya stop di level ini (60-70% jemaat begini nih modelnya).

➢ Terus…setelah datang 3 bulan, tahu-tahu bertemu dengan kesempatan pelayanan. Diminta jadi Usher, atau petugas persembahan, bahkan mendesign poster event (kalau bisa ya). Bagai pucuk dicinta ulam tiba. Mau dong! Saya bangga bisa ikut melayani. 

Perlahan-lahan terlibat lebih dalam. Involve Deeper. Mulai menenggelamkan diri dalam budaya tersebut. Merasa identitasnya semakin menyatu dan tidak terpisahkan lagi dengan gereja tersebut. Identitasnya sekarang adalah: Saya Worship Leader loh. Saya tuh yang mainkan piano gede itu. Saya juga ikut KomSel, bentar lagi bakalan jadi pemimpinnya... atau, saya anggota Vokal Grup, hampir tiap minggu manggung. Keren kan?! 

Pemuda-pemudi yang stop di level ini, jadi aktivis gereja sekitar 20%. Menyenangi reliogisitas yang formal. Religiositas tersebut dirasa sudah memuaskan dirinya. Saya adalah orang yang beragama, sudah ikut melayani. 

Perhatikan, jika terlibat setahun saja, di dalam dirinya pasti muncul perasaan mengenal Yesus Kristus. Tuhan Yesus tidak asing lagi baginya. Dapat menyebutkan CV (Riwayat Hidup) Tuhan Yesus dengan apik, ”Yesus itukan lahir di Betlehem, papanya Yusuf, mamanya Maria. Muridnya 12, satu orang mengkhianati Dia, Yudas tuh namanya. Yesus juga pengkotbah, penyembuh, pengusir setan, jalan di atas air. Wah, tidak terhitung orang-orang yang dipulihkannya. Akhirnya, Yesus mati di kayu salib, tapi bangkit hari ketiga...Hebat! Tuhanku keren Ruuuuarrr Biasa!”

Pengenalan akan Yesus terbentuk melalui kotbah setiap minggu, juga karena komunitas gereja yang sarat dengan pembicaraan teologis. 

Jikalau hanya sampai di sini pengenalan akan Yesus...hati-hati! Sama seperti main dalam jaringan sosial, add friends sono-sini. Kalau ditanya data-datanya, ya tau lah! Tapi kalau ditanya lebih dalam lagi, ”Apakah friend-mu bisa dipercaya? Orangnya baik ga? Makanan kesukaannya apa?” Do you really know him or her? Tau Ah Gelap..!!!

Oleh karena itu, jangan hanya sampai disini…

➢ Pengenalan yang benar akan Tuhan sesungguhnya tercermin. Kalau betul kenal, seharusnya ada yang menanjak dalam hidup, mau memberi diri dibentuk oleh-Nya, dosa-dosa mulai berguguran. Tapi, hanya 10% saja jemaat yang benar-benar mau memberikan diri dikenal Tuhan.

(bersambung)

No comments:

Post a Comment