Search This Blog

Saturday, December 18, 2010

The Mystery of God's Will

Saat mempertanyakan kehendak Tuhan, khususnya waktu menghadapi masalah-masalah pribadi, kita kerapkali bertanya, ”Apa sih yang Tuhan mau? Kenapa saya mengalami hal-hal seperti ini? Mengapa Tuhan memimpin aku ke dalam situasi yang demikian kompleks? Apa maksud Tuhan bagiku?” 

Saya yakin Tuhan memimpin jalan hidup saya, tetapi waktu harus mengambil keputusan-keputusan penting, malah tambah bingung. 

Apakah Tuhan setuju dengan keputusanku ini? Atau keputusanku ini malah menentang kehendak Tuhan?

Dia orangnyakah yang akan menjadi Kekasih hatiku? Aku suka dengan dia, tapi Tuhan setuju gak ya? 
Pekerjaan ini gajinya sih lumayan, tapi ini kekehendak Tuhan bukan ya?

”Bingung.....Pusing......Tau ah, gelap!” gerutu seorang anak muda yang lagi kepusingan.

Keragu-raguan muncul, di satu sisi yakin Tuhan memiliki kehendak-Nya yang khusus baginya. Di sisi lain, merasa khawatir karena takut, kalau-kalau kehendak-Nya merugikan saya. Tidak sesuai dengan yang saya mau. Atau, jangan-jangan... malahan... akibat kebodohan dan keragu-raguan kita sendiri, akhirnya kehendak Tuhan tidak terlaksana! 

Akhirnya, benar-benar RUGI! Kehilangan kesempatan yang sebenarnya Tuhan sudah sediakan untuk kita! 

Pergumulan dalam hidup jelas tidak habis-habis. Keputusan demi keputusan harus ditetapkan. Kita selalu diperhadapkan dengan berbagai pilihan. 

Dalam kehidupan saya, beberapa kali saya secara pribadi pernah bergumul habis-habisan dengan Tuhan mengenai kehendak-Nya atas diriku. 

Hati saya yang terdalam berkata, ”Tuhan, mungkin... saya tidak terlalu mengenal Engkau, walau demikian saya mau hidup di dalam kehendak Tuhan, karena itu pasti yang terindah bagiku.”

Saya pernah bergumul mengenai: ”Di mana akan bekerja sehabis kuliah S-1 Akuntansi selesai?” 

Setelah lewat beberapa tahun bekerja, saya di persimpangan jalan: ”Apa betul Tuhan mau saya jadi hamba-Nya?”

Setelah beres, saya pusing lagi,”Apakah saya boleh menikah di tengah-tengah studi teologia?”

Studi teologia lulus, saya bergumul lagi,”Apakah Tuhan ingin saya melanjutkan pelayanan di gereja ini (waktu itu di Jakarta) atau pindah?” 

Wah...memasuki pergumulan mencari kehendak Tuhan, bukan sesuatu yang mudah dan biasanya sangat-sangat melelahkan. Namanya juga pergumulan, kan? Harus pakai segenap tenaga, pikiran dan waktu...untuk memecahkan Misteri Kehendak Tuhan.

Matematika: 1 tambah 1 = 2, dari tidak tahu setelah diajar jadi tahu. Charles Swindoll pernah berkata, ”Kalau belajar ilmu pengetahuan, kita bergerak dari tidak tahu menjadi makin tahu karena mempelajari objek tertentu. Kalau belajar kehendak Tuhan, dari tidak tahu menjadi makin tahu bahwa kehendak Tuhan adalah misteri.” 

Belajar mengerti kehendak Tuhan, bergerak dari mana ke mana? Tadinya tidak tahu kehendak Tuhan itu misteri. Pikirnya, gampang kok, untuk tahu kehendak Tuhan. Makin bergumul makin bergumul... eh... eh... makin tahu bahwa kehendak Tuhan itu misterius sekali.

Kadang Tuhan seakan berdiam diri, sayapun harus diam. Pada saat Tuhan menyatakan,”Ya!”, saya juga harus berani untuk maju dan berkata,”Ya!” bersama-Nya. 

Saya teringat waktu bergumul menjadi hamba Tuhan, dan Tuhan berkata: ”Ya!” Sayapun harus maju. Tidak bisa berkata”Tidak!” Konsekuensinya saya harus resign dari tempat kerja yang menjanjikan kesuksesan masa depan dan masuk ke sekolah teologia.

Walau demikian, jangan takut akan Kehendak Tuhan, karena indah luar biasa! Pastikan kehendak-Nya terjadi dalam hidup kita. 
Imanuel!

No comments:

Post a Comment