Search This Blog

Wednesday, June 15, 2011

Rumah tangga Kristen

Rumah tangga Kristen

<!--[if !supportLists]-->  I.      <!--[endif]-->PENDAHULUAN
Makalah ini sebenarnya hanya untuk konsumsi khusus kaum ibu sektor IV. Akan tetapi keluarga kristen bukan hanya tanggung jawab kaum ibu saja, maka makalah ini tidak memuat hanya untuk kaum ibu saja, karena penulis menganggap perlu untuk bahan diskusi untuk gereja dalam membentuk keluarga Kristen. Apalai bagi warga gereja yang mau menikah, atau keluarga yang mempunyai masalah didalam membangun rumah tangga semoga makalah ini bisa menolong para warga jemaat, semoga makalah ini menjadi dasar untuk membimbing mereka membangun kelurga kriten yang bertanggung jawab.
Allah adalah pencipta rumah tangga. I mencipta rumah tangga sebagai wadah sosal yang pertama di dunia (Kejadian 1:27-28, 2:18-25). Tujuan Allah dengan mencipta rumah tangga adalah untuk 1. Mengusai dan memenuhi bumi dengan umat mlik Allah bagi kemuliaan Allah; 2. Memwujudkan keserasian hidup rumah tangga yang mencerminkan kesatuan ilahi bagi kemuliaan Allah.
Kenyataan dosa terbukti mengaburkan kehendak Allah di ats dalam kehidupan rumah tangga dan sekaligus menyodorkan tantangan bagi suami- isteri guna melaksanakan tanggug jawab mencapai ujuan Allah itu melalui rumah tangga. Dosa mengakibatkan adanya kesulitan individu dan kesulitan rumah tangga sebagai suatu kesatuan untuk menciptkan kebahagiaan yang sesuai dengan kehendak Allah bagi rumah tangga kristen.
Untk mencapai tujuan di atas, ada dua bahagian penting yang perlu dibicarakan yaitu: 1. Rumah tangga Kristen menurut Alkitab; 2. Membangun rumah tangga Kristen.

<!--[if !supportLists]-->II.      <!--[endif]-->RUMAH TANGGA KRISTEN MENURUT ALKITAB

Dari penciptaan di dalam Perjanjian Lama sampai kepada Perjanjian Baru Alkitab secara terang berbicara tentang rumah tangga.
Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa Allahlah yang membangun Rumah tangga Kristen (Kejadian 1;27-28; 2:18-25<!--[if !supportFootnotes]-->[1]<!--[endif]-->).  Allah sendiri yang berinisiatif membangun rumah tangga dengan menciptakan laki-laki  dan perempuan dengan mempersatukan mereka menjadi satu rumah tangga.
Dalam bagian ini kita membicarakan dua pokok yakni : 1. Panggilan kepada rumah tangga Kristen; 2. Rumah tangga Kristen yang ideal.

<!--[if !supportLists]-->A.           <!--[endif]-->Panggilan Kepada Rumah Tangga Kristen

Oleh karena Allahlah yang membangun sebuah keluarga maka rumah tangga itu sakral / suci dan untuk seumur hidup (Mazmur 127:1-2; Mat 19:4-6; 5:48) 19:4 <!--[if !supportFootnotes]-->[2]<!--[endif]-->)
Pada sisi lain, pembentukan rumah tangga didukung oleh mandat Allah untuk menaklukkan dan memenuhi bumi bagi kemuliaan Allah. Sebagai mandat yang diberikan Allah maka Allah memanggil sebuah rumah tangga untuk menikmati berkat-Nya. Untuk mencapai tujuan Allah bagi keluarga, ada beberapa  hal yang akan dilihat yang berkaitan dengan hal tersebut di atas yaitu:

<!--[if !supportLists]-->1.       <!--[endif]-->Panggilan perwujudan kesucian hubungan Allah.
Rumah tangga adalah satu kesatuan yang diikat oleh hubungan ilahi, yaitu kasih yang sakral, sehingga menggambarkan hubungan suci Allah dengan umat-Nya (Kejadian 2:24; Efesus 5:31-32)
Di sini rumah tangga bertanggung jawab untuk memwujudkan hubungan sakral ini  dengan sepenuhnya, karena rumah tangga dipanggil dan diikat kepada suatu hubungan yang durasinya seumur hidup. Kasih yang sakral ini harus didemonstrasikan di dalam membina hubungan suami-istri, yang akan mencapai rencana Allah memanggil rumah tangga.

<!--[if !supportLists]-->2.       <!--[endif]-->Panggilan Tanggung jawab berkat.

Panggilan kepada taggung jawab berkat melalui rumah tangga yang satu untuk memenuhi tujuan Allah dapat diuraikan sebagai berikut:
<!--[if !supportLists]-->3.1.       <!--[endif]-->Memwujudkan hubungan persatuan permanen antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang durasinya seumur hidup.
<!--[if !supportLists]-->3.2.       <!--[endif]-->Memwujudkan persekutuan yang terdekat dan terintim antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, sebagai tempat yang patut untuk ekspresi kasih yang wajar.
<!--[if !supportLists]-->3.3.       <!--[endif]-->Memwujudkan hubungan tererat yang menyiapkan tempat bagi hubungan terdekat yang patut antar seorang suami dan seorang istri, seperti hubungan batiniah terdalam, hubungan seks, dan sebagainya.
<!--[if !supportLists]-->3.4.       <!--[endif]--> Menyiapkan wadah untuk pelebaran  dan perpanjangan hubungan seorang suami dan keluarganya kepada seorang isteri dan keluarganya, ayah- ibu, anak-anak, cucu-cucu, dst.
<!--[if !supportLists]-->3.5.       <!--[endif]-->Menyiapkan wadah bagi pertambahan dan pemeliharaan hubungan suami sebagai ayah dan isteri sebagai ibu untuk menerima dan membesarkan anak-anak.

<!--[if !supportLists]-->3.       <!--[endif]-->Panggilan ketaatan kepada Allah.

Panggilan kepada perwujudan ketaatan akan Allah dapat diungkapkan sebagai berikut:
<!--[if !supportLists]-->3.1.       <!--[endif]-->Taat kepada Allah, diwujudkan dalam sikap setia kepada rumah tangga.
<!--[if !supportLists]-->3.2.       <!--[endif]-->Taat kepada Allah diwujudkan dalam hormat akan Allah, menjadi dasar hormat satu kepada yang lain dalam rumah tangga.
<!--[if !supportLists]-->3.3.       <!--[endif]-->Taat kepada Allah diwujudkan dalam mengasihi satu kepada yang lain sebagai suami - isteri dalam mengisi hidup rumah tangga.

<!--[if !supportLists]-->4.       <!--[endif]-->Panggilan memuliakan Allah.

Suami-isteri Kristen sebagai warga kerajaan Allah memiliki panggilan yang sama degan semua umat Allah. Panggilan untuk memuliakan Allah ini adalah tanggung jawab suami-isteri secara individu, yang juga adalah tangung jawab korporatif yang harus duwujudkan bersama melalui hidup rumah tangga.  


<!--[if !supportLists]-->B.     <!--[endif]-->Rumah Tangga Kristen yang Ideal

Rumah tangga Kristen yang ideal menurut Alkitab dapat dilihat dalam beberapa sisi penting yaitu: 1.Satu suami- satu isteri;  2. Peranan yang berbeda status dan tujuan yang sama; 3. Fungsi yang mikro dan makro.

<!--[if !supportLists]-->1.       <!--[endif]-->Satu suami- satu Isteri
Alam Alkitab terlihat jelas idealisme Allah, Yaitu memanggil seorang laki-laki menjadi suami dan sorang perempuan menjadi isteri. Idealisme Allah ini bukan sekedar menunjukkan bentuk rumah tangga Kristen, tetapi juga menyangkut pelbagai aspek rumah tangga. Idealisme Allah ini didukung oleh fakta- fkta sepeti berikut:
<!--[if !supportLists]-->3.1.       <!--[endif]-->Mencipta keselarasan dengan tujuan Allah yaitu memberi” penolong yang sepadan “ bagi suami – isteri (Kej 2:18). Sepadan berarti seimbang timbl balik, yaitu satu adalah penolong terhadap yang lain.
<!--[if !supportLists]-->3.2.       <!--[endif]-->Membenarkan tali hubungan Allah – yaitu kasih yag utuh dan tak mungkin dibagi-bagi, karena hanya dapat diberikan dari satu suami kepada satu isteri, dan sebaliknya.
<!--[if !supportLists]-->3.3.       <!--[endif]-->Memwujudkan suatu kesatuan Allah “menjadi satu daging” (Kej 2:24; Mat 19:5), yang hanya mungkin dari satu suami dan satu isteri.

<!--[if !supportLists]-->2.       <!--[endif]-->Peranan yang berbeda status dan tujuan sama

Rumah tangga dibentuk Allah untuk mencapai tujuan-Nya yang telah diuraikan di depan. Dalam perwujudan tanggung jawab mencapai tujuan Allah itu, perlu disadari bahwa derajat suami- isteri adalah sama di hadapan Allah dan tidak dapat diganti hanya dapat dibagi satu dengan/ kepada yang lain.
Dalam memwujudkan peran yang berbeda dengan status dan tujuan yang sama ada beberapa dasar bukti yang perlu disimak.
<!--[if !supportLists]-->2.1.       <!--[endif]-->Laki-laki, suami, Ayah
<!--[if !supportLists]-->־               <!--[endif]-->Laki-laki – diciptakan Tuhan dengan fisik yang kuat/ berbeda, sifat dasar/ naluri yang berbeda untuk berperan dan berfungsi sebagai kepala rumah tangga (Efesus 5:23), dan pelindung.
<!--[if !supportLists]-->־               <!--[endif]-->Suami – adalah fungsi patnership bagi isteri untuk saling memberi dan menerima
<!--[if !supportLists]-->־               <!--[endif]-->Ayah – adalah fungsi kultivasi/ pemeliharaan yang secara patnership dengan ibu adalah orang tua bagi anak.
<!--[if !supportLists]-->2.2.       <!--[endif]-->Perempuan Isteri, Ibu
<!--[if !supportLists]-->־               <!--[endif]-->Perempan – diciptakan Tuhan dengan fisik yang khuus untuk menjadi ibu, dilengkapi dengan sifat dasar naluri yang berbeda untuk berperan sebagai ibu rumah tangga yang lengkap.
<!--[if !supportLists]-->־               <!--[endif]-->Isteri – adalah fungsi patnership bagi suami ntuk saling memberi –menerima.
<!--[if !supportLists]-->־               <!--[endif]-->Ibu – adalah fungsi kultivasi/ pemeliharaan yang secara patnership dengan ayah adalah orang tua bagi anak.

<!--[if !supportLists]-->3.       <!--[endif]-->Fungsi Rumah tangga yag mikro dan makro.

Fungsi mikro maksudnya adalah hubungan ke dalam, dan fungsi makro maksudnya adalah hubungan ke luar.


<!--[if !supportLists]-->3.1.             <!--[endif]-->Fungsi Mikro.

Yang dimaksud dengan fungsi mikro dari  rumah tangga ialah fungsi suami- isteri, ayah –ibu yang bertujuan untuk pembinaan, pengembangan dan pertahanan serta kelanjutan hidup rumah tangga. Fungsi ini bersifat esensi, yang menekankan kepada aspek-aspek mendasar pada hakekat rumah tangga. Fungsi mikro ini dapat dijelaskan sebagai  berikut:
<!--[if !supportLists]-->־         <!--[endif]-->Fungsi biologis : melanjutkan keturunan
<!--[if !supportLists]-->־         <!--[endif]-->Fungsi sosial : menyiapkan lingkungan yang patut bagi anak, untuk membesarkan anak, pendidikan anak, dsb.
<!--[if !supportLists]-->־         <!--[endif]-->Fungsi psikologis; menikmati kesenangan dalam hubungan suami isteri, orang tua dan anak.
<!--[if !supportLists]-->־         <!--[endif]-->Fungsi eknomi : menyiapkan dasar dasar bagi tindakan, pemenuhan serta kepuasan ekonomi.
<!--[if !supportLists]-->־         <!--[endif]-->Fungsi rohani: menyediakan dasar an lingkungan bagi pertumuhan / perkembangan (pembinaan) hidup rohani; meletakkan nilai-nilai dasar, motivasi dasar serta pemantapan sasaran hidup.
<!--[if !supportLists]-->־         <!--[endif]-->Fungsi kultural : merupakan konteks bagi proses enkulturasi

<!--[if !supportLists]-->3.2.       <!--[endif]-->Fungsi Makro
Fungsi makro dari rumah tangga lebih cenderung  berkaitan dengan fungsi eksternal yang menekankan tentang peanan  rumah tangga dalam dan bagi masyarakat, yang dapat dibagi sebagai berikut:
<!--[if !supportLists]-->־         <!--[endif]-->Fondasi dan soko guru masyrakat.
<!--[if !supportLists]-->־         <!--[endif]-->Fondasi sosial kehidupan masyarakat.
<!--[if !supportLists]-->־         <!--[endif]-->Fondasi ekonomi.
<!--[if !supportLists]-->־         <!--[endif]-->Fondasi budaya msyarakat.




















<!--[if !supportLists]-->III.            <!--[endif]-->MEMBANGUN RUMAH TANGGA KRISTEN

Mazmur 127:1  Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.

Untuk mengisi tanggung jawab membangun rumah tangga Kristen yang baik, ada tiga pokok yang perlu dibicarakan  yaitu: 1. Membangun rumah tangga di dalam Tuhan; 2. Membangun hubungan suami- isteri – anak.

<!--[if !supportLists]-->A.            <!--[endif]-->Membangun Rumah Tangga di dalam Tuhan
Setiap  anggota rumah tangga memiliki tanggung jawab untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Untuk memahami diskusi ini ada dua hal yang penting untuk dibicarakan. 1. Suami sebagai suami dan suami sebagai kepala. 2. Isteri-sebagai isteri dan isteri sebagai penolong.
<!--[if !supportLists]-->1.             <!--[endif]-->Suami sebagai suami, dan suami sebagai kepala.
Sebagai suami, ia adalah pemberian anugerah Allah kepada isterinya, dimana ia bukanlah miliknya sendiri tetapi juga milik isterinya
Dalam hubungannya dengan isterinya seorang suami, diberi tanggungjawab sebagai pemimpin yang disebut kepala rumah tangga (Efesus 5:23). Istilah kepala harus diterjemahkan sebagai memiliki tanggung jawab utama untuk memimpin rumah tangga . Kepala bukanlah penguasa, tetapi adalah penanggung jawab utama.
Sebagai kepala seorang suami bertanggung jawab membangun rumah tangganya di dalam Tuhan apabila ia ingin menikmati harmonisasi hubungan yang ditandai oleh berkat Allah (Maz.128:1-6)
Untuk memwujudkan tanggung jawab ini dengan baik, maka seorang suami harus mulai menerima dan memperlakukan diri sebagai suami dan menerima serta memperlakukan isteri sebagai isteri. Seorang suami harus melihat  isteri dari kacamata Allah dan menerimanya secara penuh sebagai isteri pemberian Allah dengan segala kelebihan dan  kekurangannya.
Ada beberapa saran praktis yaitu:
<!--[if !supportLists]-->1.1.       <!--[endif]-->Jadilah suami yang mengasihi Tuhan dan isteri (Yoh 13:34-35; Ef. 5:25-31; Kol 3:19)
<!--[if !supportLists]-->1.2.       <!--[endif]-->Wujudkan kasih kepada Tuhan dengan menjadi suami yang berdoa, membaca firman Tuhan, berbakti dan mengabdi (I Tim 2:1-7); 3:1-7,)
<!--[if !supportLists]-->1.3.       <!--[endif]-->Bimbinglah isteri-anak di jalan Tuhan; dan berilah dorongan untuk maju dengan menjadi contoh hidup Kristen yang patut.
<!--[if !supportLists]-->1.4.       <!--[endif]-->Ciptakan “suasana sorga” dalam rumah tangga dengan menerapkan kasih Kristus kepada isteri dan anak, sehingga semuanya bertekad untuk hidup bagi kemuliaan Tuhan.


<!--[if !supportLists]-->2.             <!--[endif]-->Isteri sebagai isteri dan isteri sebagai penolong
Isteri sebagai isteri mengharuskan seorang isteri mengenal diri dan tanggung jawab sebagai isteri. Ia adalah penolong bagi suami, bukan pembantu (house maid), bukan pula mertua, yang sring bgaikan leher untuk kepala. Bagi isteri, suami adalah pemberian anugerah, sehingga seorang isteri harus belajar mengenal dan menerima diri. Dengan menerima diri, isteri akan mampu menerima  suami sebagai pemberian anugerah dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Untuk memwujud-terapkan tanggung jawab sebagai isteri dengan baik, maka seorang isteri harus menerima diri sebagai isteri dengan wujud kewanitaan yang ada padanya. Kesadaran ini akan menuntun dan memberi kemampuan kepada isteri menjdi isteri yang idel (Amsal 31:10-31) yang menentukan jatuh-bangun, mati-hidup rumah tangganya. Keberhasilan isteri sebagai isteri akan terbayang-bayangi dalam keberhasilan suami. Beberapa nasihat praktis bagi isteri yang mau membangun rumah tangga adalah sebagai berikut:
<!--[if !supportLists]-->2.1.                <!--[endif]-->Jadilah isteri yang menghormati Tuhan dan suami (Ef 5:33 b).
<!--[if !supportLists]-->2.2.                <!--[endif]-->Berikanlah segala daya dan upaya untuk menopang suami membangun hidup rohani, social, ekonomi dalam rumah tangga.
<!--[if !supportLists]-->2.3.                <!--[endif]-->Dukunglah suami membina anak sebagai generasi penerus yang hidup bagi Tuhan.

Membangun rumah tangga adalah tanggung jawab bersama dari suami-isteri sebagai soko guru rumah tangga. Rumah tangga yang berhasil membangun dirinya akan ditandai dengan:
<!--[if !supportLists]-->¨      <!--[endif]-->Tuhan dipermuliakan melalui rumah tangga
<!--[if !supportLists]-->¨      <!--[endif]-->Ada penikmatan berkat bersama seutuhnya
<!--[if !supportLists]-->¨      <!--[endif]-->Rumah tangga menjadi berkat kepada orang lain

<!--[if !supportLists]-->B.      <!--[endif]-->Membangun hubungan suai –isteri, anak.
Suami isteri yang yang saling mendukung mencipta rumah tangga yang ideal bagi kehairan anak. Kebenaran “orang tua makan berdiri, anak makan berlari—selalu akan mencerinkan apakan suatu rumah tangga ituterbangun di dalam Tuhan atau rumah tangga yang porak poranda.
Dengan demikian untuk memwujudkan hubungan rumah tangga harmonis sebagai wadah bagi anak, maka pokok pikiran sederhana yang perlu direnungkan adalah sebagai berikut:
<!--[if !supportLists]-->1.       <!--[endif]-->Wjudkan hubungan kasih dan hormat suami isteri sehingga menciptakan “suasana sorga” agi anak; Bimbinglah anak kepada Tuhan.
<!--[if !supportLists]-->2.       <!--[endif]-->Jadilah model panutan sehingga dapat dicontoh anak.
<!--[if !supportLists]-->3.       <!--[endif]-->Siapkan kerangka hidup rumah tangga yang menjamin kelangsungan hidup anak kini dank e masa depan.
<!--[if !supportLists]-->4.       <!--[endif]-->Libatkan anak membangun rumag tangga.

<!--[if !supportLists]-->C.     <!--[endif]-->Rangkuman:
Membangun rumah tangga adalah tanggung jawab primer dan uth da suami-isteri. Untuk itulah sumi-isteri perlu mengembangkan kesadaran, upaya dan kerja maksimal u

Monday, March 28, 2011

Untuk siapa Kristus mati di kayu salib ?

Untuk siapa Kristus mati di kayu salib ?

Jika kita bertanya kepada 100 orang Kristen " untuk siapa Kristus mati diatas kayu salib? Maka lebih 90% diantara mereka akan menjawab " untuk semua orang".
Jawaban ini memang sangat dimengerti dari beberapa ayat Alkitab secara eksplisit mendukung ide penebusan universal (Yoh. 1:29, 3:16, 4:42; 2Kor. 5:14; Ibrani. 2:9; 1Yoh. 2:2 dan masih banyak teks lain).
Berbagai khotbah pekabaran injil pun memberitakan kematian Kristus untuk semua orang berdosa. Walaupun apa yang dilakukan Kristus ditujukan pada semua orang tetapi tidak semua orang mengalami penebusan.
Hanya orang tertentu yang beriman kepada Kristus yang dapat menerima penebusan.
Dengan kata lain meminjam istilah Edwin Palmer (Lima Pokok Calvinisme, 65), mereka membedakan antara apa yang yesus lakukan (mati bagi semua orang) dan apa yang Kristus capai (tidak semua orang diselamatkan).
Dengan kata lain bahwa penebusan Kristus ditujukan bagi orang-orang yang dipilih sejak kekekalan untuk diselamatkan.
Dari pernyataan diatas terlihat bahwa yang dimaksud dengan "terbatas" bukanlah nilai atau kuasa penebusan Kristus. Nilai penebusan atau kuasa penebusan ditentukan oleh dan diukur berdasarkan keagungan Pribadi yang mengadakan penebusan.
Karena Kristus menderita sebagai Allah-manusia, maka nilai penebusannya tidak terbatas. Alkitab secara jelas mengajarkan bahwa yang disalibkan adalah "Tuhan kemuliaan" (1Kor. 2:8) dan pangeran kehidupan (Kis. 3:15, kontra LAI:TB "pemimipin kepada kehidupan"). Allah menebus gereja dengan darah-Nya sendiri (Kis. 20:28, kontra LAI:TB "darah anak-Nya"). Berdasarkan hal ini penebusan Kristus sebenarnya bernilai tanpa batas dan dapat menyelamatkan setiap jika hal itu memang adalah rencana Allah

. Kenyataannya Allah tidak merencanakan untuk menyelamatkan semua orang, sehingga penebusan itu tidak berlaku untuk semua orang.

Jadi "terbatas" disini dalam arti cakupan tujuan atau apllikasi dari penebusan tersebut, yaitu dibatasi pada orang-orang yang sudah dipilih. Istilah populer yang dipakai untuk menjelaskan istilah ini adalah "penebusan Kristus cukup untuk semua orang tetapi efektif hanya bagi orang-orang pilihan.

Kita tidak boleh memiliki pemikiran yang salah tentang doktrin ini dengan menyatakan bahwa penebusan Kristus yang nilainya tidak terbatas diatas merupakan tindakan yang berlebihan karena jumlah yang ditebus ternyata tidak banyak.
Besar kecilnya penebusan Kristus tidak ditentukan oleh jumlah yang Dia tebus.
Walaupun jumlah yang ditebus hanya satu orang, penebusan yang nilainya tidak terbatas tetap diperlukan , karena manusia telah memberontak terhadap pribadi yang tidak terbats, maka penebusan untuk mendamaikan kedua pihak juga harus tidak terbatas nilainya.

Ilustrasi yang tepat untuk mengambarkan hal ini adalah sinar matahari. Matahari akan tetap memancarkan sinarnya secara penuh, terlepas dari jumlah tanaman yang memerlukan sinar matahari tersebut.
Alkitab secara jelas mengajarkan cakupan penebusan Kristus yang terbatas.
Kristus datang untuk menyelamatkan orang-orang yang diberikan Bapa kepadanya (Yoh. 6:37-40).
Kristus mati bukan untuk semua orang tetapi "umatnya" (Mzr. 72:4; Luk. 1:68: Mat. 1:21; Tit. 2:14: Ibr. 2:17), "domba-dombanya" (Yoh. 10:15), "sahabat-sahabatnya" (Yoh. 15:13), "Jemaat/gereja-Nya" (Kis. 20:28; Why. 5:9), "mempelai wanita-Nya" (Ef. 5:25). Allah menyerahkan anak-Nya yang tunggal bagi kita (Rom. 8:32), yaitu orang-orang yang dipilih oleh Allah (Rom. 8:28; 29:30; 33).
Dari deretan teks diatas Efesus 5:25 mungkin memberikan gambaran yang paling jelas.

Dalam teks ini pengorbanan Kristus kepada gereja-Nya di tampilkan dalam konteks pernikahan (relasi suami-istri). Jika menyerahkan diri-Nya bagi jemaat diayat ini bersifat universal, maka nasehat Paulus dalam ayat ini akan menjadi kacau (karena suami harus berkorban bukan hanya bagi istrinya sendiri, tetapi bagi istri-istri orang lain juga).
Dengan mempertimbangkan konteks dan ajaran monogami dalam Alkitab (1Tim. 3:2,12), kita harus memahami ungkapan "Kristus menyerahkan diri bagi jemaat-jemaat secara partikular.

Dia hanya mati bagi jemaat-Nya, bukan orang-orang diluar itu. Disamping pernyataan secara positif seperti diatas, Alkitab juga mencatat perkataan negatif yang menolak orang-orang tertentu sebagai objek penebusan. Setelah Yesus mengatakan bahwa Dia mati bagi domba-dombanya (yoh. 10:15), Dia selanjutnya dengan jelas menyatakan bahwa orang-orang Yahudi yang tidak percaya bukanlah domba-domba-Nya (Yoh. 10:26). Ini menunjukkan bahwa Dia tidak mati bagi orang-orang tersebut. Yesus juga menyatakan bahwa Dia datang untuk memelihara orang-orang yang sudah diberikan Bapa kepada-Nya, sehingga tidak ada satu pun yang binasa kecuali yang memang yang sejak semula ditentukan untuk binasa (Yoh. 17:6-7; Bnd. 6:64;70-71). Di Yohanes 17:9 Yesus secara khusus menyatakan bahwa Dia tidak berdoa bagi dunia, melainkan bagi milik-Nya. Tuhan memberkati.

stres /depresi

stres /depresi

stres karena:
tidak fokus pada TUHAN
kasihan pada diri sendiri
terlalu banyak tuntutan kebutuhan
hidup banyak aturan
tidak mengucap syukur

tanda2 stres:
tidak ada salera makan
tidak bisa tidur
tidak tenang
gelisah
mudah putus asa
sedih, murung dan mudah tersinggung
bgmn agar keluar dari stres?

Maz 73
renungkan bahwa TUHAN itu baik kepada semua orang
minta nasihat TUHAN
menunggu di hadirat TUHAN
periksa diri jika ada sesuatu yang salah ditolak
terima kasih karunia untuk berubah

Asal mula Iblis

Asal mula Iblis

 Dari mulanya Iblis adalah malaikat dan sampai hari penghakiman Iblis tetap malaikat.(Matius 25:41)
         Allah adalah yang berada dengan sendirinya (Keluaran 3:14) dari pada mulanya (Yohanes 1:1) tetapi malaikat dan manusia memiliki hari penciptaan. Malaikat adalah pelayan Allah dan orang-orang yang menjadi keturunan Abraham (Ibrani 1:14).
      Dalam Yehezkiel 28:14 cerita tentang latar belakang kejatuhan Raja Tirus dimana ini juga latar belakang bagi kejatuhan malaikat.
      Dalam ayat 15 dikatakan bahwa "Engkau tidak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu." Dari ayat ini kita lihat bahwa Iblis/Penghulu Malaikat Lucifer yang merosot adalah mahluk yang sempurna pada awalnya. Ia tidak bercela dalam tingkah lakunya. Mengapa malaikat ciptaan Allah yang sempurna ini bisa berubah sifat dan merosot?
      Kita tahu yang sempurna hanya Allah. Allah sempurna seutuhnya kaerana Allah berada dengan sendirinya ciptaan apapun tidak ada yang sempurna seutuhnya seperti Allah. Malaikat diciptakan sempurna sebagai malaikat dan manusia diciptakan sempurna sebagai manusia dan binatang diciptakan sempurna sebagai binatang.
      Manusia dan malaikat itu sempurna hanya sebagai mahluk ciptaan. Hanya Allah yang Mahahadir tetapi itu tidak berlaku bagi malaikat-malaikat.
      Dalam Ayub 1:7 dikatkan bahwa Iblis dalam perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi. Disini jelas sekali bahwa Iblis tidaklah yang maha hadir, tidak dapat berada di satu tempat sekaligus. Iblis atau malaikat lainya adalah yang menjelajah kesana-kemari. Mahluk ciptaan hanya sempurna sebagai mahluk ciptaan.
        Malaikat hanya sempurna sebagai malaikat dan manusia sempurna sebagai manusia itulah sebabnya meraka juga bisa jatuh/merosot dan bisa dihakimi juga.
       Jika ada anjing yang bisa berbicara berarti anjing itu tidak sempurna oleh sebab itu, malaikat diciptakan sempurna sebagai malaikat dan manusia sebagai manusia tidak lebih dari itu.
       Allah saja yang berada dengan sendirinya dan dari pada mulanya tetapi malaikat adalah mahluk ciptaan yaitu roh hidup seperti manusia juga adalah roh hidup. Malaikat adalah mahluk hidup yang dapat memelihara hidupnya, hanya jika diberikan oleh roh yang menghidupkan yang menopang hidupnya.
     Manusia tidak bisa hidup tanpa adanya Roh yang menghidupkan begitu juga malaikat adalah roh yang tidak bisa hidup dengan sendirinya.
     Jika manusia mati tubuh kembali ke debu tapi rohnya tidak hilang, roh ini bersifat kekal. Malaikat juga roh yang dihidupkan, mereka juga bisa hidup kekal seperti Allah.
     Allah adalah terang (Yohanes 1:4) yang menghidupkan, malaikat dan manusia hidup oleh terang itu. Jika malaikat dan manusia menolak terang, itulah keadaan dimana manusia dan malaikat disebut merosot/jatuh.
     1 Korintus 15:45 manusia adalah mahluk yang hidup dan Kristus adalah Roh yang menghidupkan. Yohanes 6:63 katakan bahwa Yesus adalah Roh yang memberi hidup.
     Malaikat dan manusia adalah mahluk yang hidup yang hanya bisa hidup oleh Roh yang menghidupkan.
      1 Yohanes 3:8 katakan "Anak Allah datang untuk membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis." bukan arti Yesus berperang dengan Iblis. Jika demikian seolah olah Iblis juga memiliki kuasa/otoritas sewibawa dengan Allah sehingga jika kita berpikir demikian kita akan membuat kesalahan besar.
     Allah tidak berperang dengan Iblis karena Dia adalah pencipta tetapi yang berperang dengan Iblis adalah yang sederajat dengannya, maka Allah memerintahkan Penghulu Malaikat Mikael yang berperang dengan Lucifer (Yudas 1:9). Iblis yang berperang dengan Mikael tetapi karena Iblis tidak bisa mengalahkannya dengan demikian Iblis diusir ke bumi/angkasa.
     Di dalam Alkitab tidak ada satupun ayat yang mengatakan bahwa Allah berperang dengan melawan Iblis. Allah tidak menanggapi tantangannya. Jika Iblis melawan Allah itu adalah dosa kekal. Iblis adalah salah satu malaikat Allah tetapi ia telah menjadi hakekat yang jatuh.
      Seperti dalam 2 Petrus 2:11-12, meskipun malaikat besar kuasanya tetapi mereka tetaplah malaikat. Bagaimanapun Kuasa Iblis tidak dapat melebihi kuasa Malaikat Mikael. Kalau Iblis itu hebat tentu sekarang ia akan menjadi Allah di dalam sorga.
     Allah berada di dalam dan di luar sorga. Anak Allah mati, bangkit dan naik ke sorga sebagai Anak Manusia. Anak manusia naik ke sorga dengan tubuh kebangkitan dan menjadi Allah di sorga karena Sorga adalah tahta Anak Allah.
     Allah berada di dalam dan di luar sorga, Allah tidak terikat pada ruang dan waktu tetapi Anak Allah sebagai Allah di sorga  dan akan kembali ke angkasa.
     Seseorang mungkin bertanya, bagaimana mungkin malaikat yang sempurna itu bisa jatuh/merosot? Kita harus sadar bahwa yang sempurna itu hanya Allah saja dan malaikat itu adalah mahluk ciptaan.
      Lalu, bagaimana Iblis bisa merosot/jatuh?
     Malaikat diciptakan oleh Allah sebagai pelayan  disekitar tahta Allah di sorga. Malaikat adalah roh yang melayani dalam Ibrani 1:14.
     Manusia hidup dengan makan roti dan Firman, bagaimana dengan malaikat? Kita tahu bahwa malaikat adalah roh dan apakah makanan roh itu? Malaikat itu hidup dengan cara melayani Allah dan roh-roh Keturunan Abraham Ibrani 1:14. Jadi malaikat selama-lamanya hidup dengan cara melayani. Oleh sebab itu kita jangan berpura-pura menyembah malaikat karena nanti kita akan hilang keselamatan dalam Kolose 2:18.
      Penghulu Malaikat Lucifer adalah malaikat yang paling sempurna diciptakan oleh Allah. Selain sebagai pemuji juga sebagai protokoler surga. Tugasnya sebagai pelayan di sekitar tahta Allah.
     Jadi malaikat bisa hidup itu dengan cara melayani.
     Dalam Yesaya 14:12-14 dikatakan "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, Oh..Lucifer (Alkitab bahasa inggris), engkau sudah dipecahkan ke bumi..."
       Dalam hatinya Lucifer ingin naik ke langit apakah maksudnya?
    Hendak naik ke langit dan mendirikan tahtaku mengatasi bintang-bintang Allah?
    Hendak mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi?
    Di dalam Mazmur dikatakan mengenai penciptaan malaikat (Mazmur 104:1-4) Malaikat adalah awan, badai, nyala api. Dalam Ibrani 1:7 malaikat adalah badai dan nyala api dan di Wahyu 1:16 dan ditangan kanan-Nya Ia memegang 7 bintang.
     Di Yesaya dikatakan juga bintang adalah malaikat.
     Allah adalah yang berada dengan sendirinya (Keluaran 3:14)  dan dari pada mulanya (Yohanes 1:1) dan tidak seorangpun pernah melihat Allah (Yohanes 1:18)  dan di Yohanes 5:37 dikatakan tidak ada seorangpun pernah lihat rupa Allah dan dengar suara Allah.
     Siapakah Malaikat Yehova?
     Kita tahu bahwa tidak ada seorang pun pernah lihat Allah, hanya Anak Allah yang lihat Allah. Malaikat dan manusia pun waktu di angkasa maupun di sorga tidak bisa lihat Allah, kita hanya bisa lihat Anak Allah.
      kejadian 22:1,11 dan 15.
      Ayat 1:"Setelah semuanya itu Yehova berfirman kepadanya:"Abraham," lalu sahutnya:"Ya, Yehova."
      Lalu ayat 11 berkata:"Tetapi berserulah Malaikat Yehova dari langit kepadanya:"Abraham, Abraham." Sahutnya:"Ya,Yehova."
       Kemudian di ayat 15 berkata:"Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Yehova dari langit kepada Abraham,"Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri - demikianlah firman Yehova.
     Yehova adalah nama Allah yang dibawa oleh Malaikat sewaktu menampakkan kepada manusia dalam nama Allah.
      Allah membiarkan nama-Nya dibawa oleh malaikat. Karena kita tahu bahwa tidak ada seorangpun pernah melihat Allah oleh karena itu nama itu dibawa oleh malaikat sewaktu bertemu dengan manusia.
      Malaikat Yehova adalah awal mulanya malaikat. Dia dipilih oleh Allah sebagai malaikat yang membawa nama Allah.
      Dalam PB Allah berbicara kepada manusia melalui perantaraan Anak-Nya di PL Allah berbicara kepada manusia dengan perantaraan Malaikat Yehova.
       Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah karena Allah lebih besar dari langit bahkan langit yang mengatasi segala langit tidak bisa memuat engkau (2 Tawarikh 2:5-6 dan 2 Tawarikh 6:18-19).
       3 tingkatan langit.
      Langit 1 adalah langit burung-burung terbang.
      Langit 2 adalah langit bintang-bintang.
      Langit 3 adalah langit ilah-ilah (sorga).
      dan Allah berada di luar dari sorga dan di dalam sorga juga. Allah berada di mana-mana dan Maha Hadir.
       Allah lebih besar dari langit segala langit maka yang menampakkan kepada Abraham, Yakub, Musa dan nabi-nabi di dalam Perjanjian Lama adalah Malaikat yang membawa nama Allah , yaitu Malaikat Yehova.
      Malaikat Yehova(Malaikat Besar) adalah Allah di dalam sorga sebelum Anak Allah keluar dari pangkuan Bapa. Anak Allah bukan turun dari sorga karena kalau turun dari sorga berarti Anak Allah juga ciptaan, jika Dia ciptaan tentu tidak bisa menghapuskan dosa manusia.
     Malaikat Yehova adalah Allah di dalam sorga yang menjaga tahta Allah sebelum Anak Allah keluar dari pangkuan Bapa, masuk ke dalam angkasa, mati, bangkit dan masuk ke dalam sorga. Setelah Anak Allah masuk ke dalam sorga/tahta Allah peranan Malaikat Yehova bergeser.  Oleh sebab itu Malaikat Lucifer ingin sekali nama Allah yang diberikan oleh Allah kepada Malaikat Besar itu.
      Lucifer ingin naik ke langit untuk melebihi dari Malaikat Yehova, dan ingin mengatasi bintang/malaikat-malaikat Allah dan ingin menyamai Malaikat Yehova.
     Penguasa sorga adalah Allah. Tidak boleh ada 2 penguasa sorga. Jika ada 2 penguasa sorga nanti akan ada 2 Allah, maka Lucifer tidak boleh menguasai nama Allah yang diberikan kepada Malaikat Besar itu.
     Karena Malaikat Lucifer ingin menguasai nama Allah itu, dan ingin melabihi dari Malaikat Yehova maka Lucifer itu dibuang ke bumi (Yehezkiel 28:17).
     Malaikat Yehova memerintahkan Malaikat Mikael untuk berperang dengan Malaikat Lucifer (Wahyu 12:7). Yang berperang dengan Iblis adalah yang sederajat.
     Allah adalah pencipta dan tidak akan pernah menaggapi tantangan dari ciptaan.
     Malaikat meninggalkan posisinya. Saat itu juga ia jatuh. Sejak saat itu, malaikat dinyatakan sebagai musuh Allah yaitu disebut "Satan". Sejak ia diusir ke dalam alam maut/kekelaman, ia menjadi penguasa kegelapan. Kita perlu memperhatikan asal mula nama Iblis.
     Dari sejak itu Lucifer menjadi Satan. Satan itu artinya penentang. Satan menentang Nama Allah sewaktu berada di sorga.
      Iblis adalah nama malaikat yang merosot setelah dibuang ke angkasa/bumi.
      Iblis artinya "Diabolos" yaitu pemisah. Iblis memisahkan manusia dari Allah.
     Matius 4:8-9 mengatakan bahwa Iblis berkata kepada Yesus, "Engkau sujud menyembah aku, maka aku akan memberikan kepada-Mu semua kerajaan dunia dengan kemegahannya."
          Ia menguasai dunia karena ia diusir ke dunia kegelapan dan ia memiliki kemegahan dunia bukan kemuliaan sorga. Iblis bisa saja menawarkan demikian.
       Pada saat itu Yesus berkata:"Enyahlah Satan! (dalam bahasa aslinya, Yunani) Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu,"
       Perkataan "harus menyembah Tuhan, Allahmu" di sini menunjuk pengertian bahwa Allah saja yang harus disembah. Tetapi Iblis meminta supaya Yesus sujud menyembah dia.
      Perintah Allah supaya kita tidak buat berhala itu maksudnya supaya hanya Allah satu-satunya saja yang yang layak disembah.
      Peristiwa itu terjadi setelah Iblis jatuh. Karena ia ingin menyamai Allah Yang Mahatinggi, maka ia selalu meninggalkan posisinya sebagai pelayan.
       Karena tugasnya hanya pelayan dan ingin menyamai Yang Mahatinggi itu artinya menentang tahta Allah maka ia jatuh dan tidak bisa diampuni.
     Meskipun ia awalnya malaikat kudus dan sempurna sejak awal diciptakan tetapi Allah tidak memperbolehkan perilakunya yang menentang tahta Allah.
    Allah tidak bertengkar dengan Iblis. Allah tidak mencobai siapapun (Yakobus 1:13) dan Allah tidak dapat dicobai oleh siapapun maka Allah menghakimi Iblis.
      Sebutan Satan adalah waktu Malaikat itu menentang Nama Allah di sorga, jika malaikat yang jatuh/merosot itu mencobai manusia ia disebut dengan nama lain yaitu "Iblis". Namun hakekatnya Satan dan Iblis adalah hakekat yang sama.
      Dalam Kisah 5:3 dikatakan:"Ananias, mengapa hatimu dikuasai oleh Satan (dalam bahasa aslinya), sehingga engkau mendustai Roh Kudus?" Perkataan itu adalah teguran atas perilakunya yang memberontak kepada Allah.
      1 Petrus 5:8 si Iblis berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Matius 4:1 dikatakan Iblis mencobai Yesus.
     ke dua ayat diatas menunjuk kepada pencobaan terhadap manusia.
     Matius 4:5 menunjukan pencobaan terhadap manusia. Jika manusia menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi pasti mati.
      Karena pencobaan itu diberikan kepada manusia maka si pencoba itu disebut Iblis.
     Tetapi di ayat 10 sewaktu Iblis ingin merampas kemuliaan Allah maka Yesus katakan,"Enyahlah Satan!"(dalam bahasa Yunani)
      Jadi kita tahu sekarang SATAN dan IBLIS adalah hakekat yang sama.
     Satan adalah sebutan waktu malaikat yang menentang Allah di sorga, Iblis adalah sebutan waktu mencobai manusia di angkasa.
ps
      Tulisan saya ini tidaklah mutlak benar, Saya berharap agar petunjuk yang lebih baik dimunculkan. Jika saya mengabaikan pendapat orang lain bukanlah sikap yang adil.