Dibalik Penderitaan
Nats Alkitab: Ibrani 12:11
Apa yang terjadi dalam kehidupan ini, seringkali membawa kita pada sebuah penderitan bahkan kadang-kadang juga kedukaan. Namun bukan berarti bahwa Allah bertindak semena-mena atas setiap keputusanNya bagi kita setiap anak-anakNya. Setiap kali Allah mengijinkan sesuatu terjadi, pasti ada hal yang baik yang Tuhan sedang atau akan nyatakan dan kerjakan bagi kita.
Ada hal-hal yang dapat kita pelajari di setiap sengsara atau penderitaan yang terjadi atas kita.
1. Allah mengijinkan situasi yang buruk, penderitaan dan sengsara untuk menuntun agar lebih mengenal Dia dengan lebih baik lagi. Sengsara dan penderitaan Tuhan ijinkan terjadi dalam kehidupan kita, agar kita mengenalNya dengan lebih benar dan semakin dekat padaNya. Seperti Ayub ketika penderitaan terjadi padanya, dia semakin mengerti dan mengenal Allah, sehingga Ayub dapat berkata,” kalau dulu aku mengenal Allah hanya dari kata orang saja, tetapi sekarang aku melihat dengan mataku sendiri”. Demikian juga dengan apa yang terjadi pada Naomi. Lukas 15:18-19, memberikan gambaran yang jelas bagi kita dimana anak yang hilang itu lebih mengenal dan menghormati Bapanya labih dari sebelumnya.
2. Allah mengijinkan situasi yang buruk, penderitaan dan sengsara untuk membantuk watak dan karakter kita. Dalam Lukas 15:18-19 tadi, kita juga mengerti bahwa si bungsu tidak memiliki karakter yang baik. Ia tidak menghormati bapanya. Memandang rendah segala sesuatu termasuk harta. Tetapi ketika mengalami kesengsaraan, ia menjadi mengerti dan berubah watak dan karakternya. Ia menjadi rendah hati. Ketika sengsara terjadi pada kita itulah saat dimana watak dan karakter dibentuk, hanya terkadang kita gagal karena tidak than dan tidak sabar. Allah ingin agar watak dan karakter Ilahi ada pada kita, dan melalui keadaan yang demikian, kesempatan agar pembentukan watak dan karakter terjadi dan diubahkan.
3. Allah mengijinkan situasi yang buruk, penderitaan dan sengsara untuk mendewasakan kita. Kedewasaan rohani adalah sebuah proses yang harus ada dalam setiap kita. Kedewasaan rohani juga tidak dapat dihentikan. II Petrus 2:18 memberikan dorongan agar kita bertumbuh dan menjadi dewasa secara rohani. Seorang yang dewasa adalah seorang yang mengerti akan tanggungjawabnya, bisa memilah mana yang baik dan buruk, tidak mudah menyerah dan siap apapun yang akan dihadapinya. Dalam I Kor 3:1-2, adalah teguran keras yang Paulus sampaikan kepada jemaat di Korintus, dimana karunia rohani berkembang dengan baik tetapi kedewasaan atas setiap pribadinya tidak berkembang dengan baik.
4. Allah mengijinkan situasi yang buruk, penderitaan dan sengsara sebagai tanda bahwa Ia memperlakukan kita sebagai anak-anakNya. Banyak orang yang salah mengerti dengan keadaan ini. Ibrani 12:8 memberikan gambaran yang jelas bagaimana anak-anak yang sebenarnya dan anak-anak gampang. Karena hanya orang-orang yang diakuinya sebagai anak yang diijinkan mengalami penderitaan. Dan dalam Amsal 3:11-12 berkata,”Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.”
No comments:
Post a Comment