Search This Blog

Sunday, November 28, 2010

renungan 2

Tema utama yang diangkat dalam buku GARAM TERANG for YOUTH (GnTfY) adalah Road to Transformation. 

Apa maksudnya?

Membaca GnTfY seperti sebuah perjalanan kehidupan. Perjalanan menuju suatu perubahan. Perubahan yang pastinya akan membuat Anda berbeda sama sekali dibanding dulu. Be Transformed! Mengalami perubahan!

Perubahan seperti apa? Apanya yang berubah?

Konsep pikir bertambah utuh, World View (cara pandang terhadap dunia) ga lagi cupet, melihat diri lebih tepat, pengenalan akan Tuhan makin komprehensif, memandang kesulitan bukan lagi sebagai hambatan, Anda akan menjadi pribadi yang disenangi Allah dan manusia. 

Setelah membaca, Anda boleh menambah lagi list ini. Daftarkan perubahan apa saja yang terjadi dalam hidup Anda pribadi. Hidup yang berkelimpahan di dalam Yesus Kristus pasti menjadi milik Anda!

Tujuan perjalanan ini adalah mencapai Cara Saya memandang hidup = Cara Pandang Tuhan yang merupakan sumber kebenaran. 
Kebenaran sangat penting, tanpa kebenaran kita semua akan tersesat…

Buku ini seperti peta petunjuk yang akan membawa Anda melihat kehidupan ini lebih utuh, lebih jelas, lebih tepat, lebih lengkap. 
Tanpa peta, kita tidak bisa sampai tujuan tepat waktu. Jam kehidupan berputar hanya sekali dan tak seorangpun tahu kapan kan berhenti....

Jeli membaca peta kehidupan akan membawa kita pada keberhasilan. Makanya ada pepatah berkata, ”Malu bertanya sesat di jalan.” Tepat sekali!

Pemuda harus mempertanyakan, ”Apa itu kebenaran?” Kebenaran seperti terang yang akan membukakan mata kita di tengah kegelapan yang membutakan. Kebenaran merupakan realitas sesungguhnya. Makin Anda mendekati realitas, makin cakap mengatasi setiap permasalahan yang hadir dalam hidup.

Mari kita melihat apa arti sebuah perjalanan...Perjalanan ada yang menyenangkan juga ada yang menyedihkan. 

Perjalanan menyenangkan misalnya pergi berlibur. Wuah! Pasti senang luar biasa! Membayangkan kolam renang, makanan enak, seharian tidur-tiduran di kamar hotel, semburan air panas dari pancuran di kamar mandi, tempat fitness yang keren, ga dikejar-kejar tugas dan kerjaan. Uenak! Uasyik! Sungguh dinantikan perjalanan liburan seperti ini, tapi kan ga bisa tiap hari liburan. Kapan dong kerjanya?

Saya pernah sekeluarga pergi ke Pangandaran. Buset! Itu perjalanan dari pagi, meskipun mobil sudah dikebut sedemikian rupa...nyampenya tetap sore menjelang malam. Perjalanan diselingi satu kali makan siang dan beberapa kali berhenti untuk menyapa toilet di Pom Bensin. Tapi aneh! Perjalanan yang panjang dan melelahkan itu..dikuasai oleh hati yang gembira. Sepanjang jalan, ketiga anak kami 3 J: Jostein, Joylynne dan Joshen terus bergoyang rapper di mobil. Ga ada capenya. Nyanyi-nyanyi, goyang-goyang, tralala trilili. 

Saya yang menyetir dengan penuh konsentrasi ditambah kelelahan yang memuncakpun tidak kuasa untuk menolak kegirangan yang ditularkan mereka. Sekali-kali saya melirik melalui spion, melihat wajah mereka...nyengir dan ketawa-ketiwi terus, betul-betul menghapus seluruh kelelahan menyetir sepanjang perjalanan yang penuh liku itu. 

Setelah tiba...Hore! Hore! Samudera luas membentang dengan ombak yang bergelombang, tak henti-henti memecah di tepi pantai. Perasaan bergairahpun didatangkannya. Hilang lelah pergi seketika terbawa angin laut yang menerpa! Asyik! Indah! Seru! Sudah sampai! Siap main!

Perjalanan yang menyedihkan...contohnya, pergi ke Rumah Duka. Santi, sepupuku yang usianya lebih muda 2 tahun dari saya meninggal. Dia meninggal karena sakit kanker yang menguasainya selama 2 tahun. Jenasahnya sementara ada di Rumah Duka Atmajaya. Sepanjang perjalanan dari Bandung ke Jakarta via Tol Cipularang menuju Rumah Duka...terbayang-bayanglah memori masa kecil. 

Dulu main bersama, nginap bersama, lucunya pernah juga mandi sama-sama ga malu... namanya juga masih anak kecil. ...tahu-tahu waktu berjalan begitu cepat. Secepat kilat. Kok bisa? Meninggal? 33 tahun? Masak sih? Yang benar? Seperti mimpi... 

Perjalanan yang jauh ditemani isteriku Liana dan putra bungsu kami Joshen diliputi kesunyian. Hening. Sepi. Tiada tawa. Saya terbenam dengan pikiran sendiri. Bukan pikiran indah, tetapi pikiran sedih dan gelap. Ngelantur ke sana ke sini... 

Saking pikiran melayang-layang, waktu keluar Pintu Tol Tomang, tanpa sadar melanggar aturan lalu lintas. Prittttttttttttt! Disemprit polisi yang sudah menunggu dengan mata jeli. ”Wah, apa salah saya ya?” 

Polisi datang, ”Bapak melanggar marka jalan!” Sambil menunjuk jalanan dengan wajah tegas ngos-ngosan plus keringatan disengat matahari pagi yang terik menerjang. Saya yang ditegor, langsung minta maaf, ”Pa polisi, maafin saya. Ini dari Bandung mau ke Rumah Duka, saudara saya meninggal. Lagi ga konsen nyetirnya!” Eh, udah dijelasin masih minta, ”Mana SIM & STNK?” 

Saya keluarkan sambil keki, sambil minta pengertian Sang Polisi. Ga langsung respon lagi, tapi tumben... Polisinya baik hati. Setelah melihat-lihat surat itu, dia menukas, ”Lain kali hati-hati ya!” ”Iya Pa!” balas saya. Duhhh! Begitulah perjalanan yang menyedihkan...konsentrasipun hilang yang tentunya tidak bisa dilipur dengan Mizone or Vitazone or Zone Zone lainnya.

Sobat muda, perjalanan seperti apa yang sedang Anda alami sekarang? Perjalanan menyenangkan atau menyedihkan? Kemana ujungnya? Banyak sedihnya atau senangnya? Banyak kuatirnya or damai sejahteranya? Banyak kecutnya atau ketawanya? 

Kalo ingat-ingat lagunya Ebiet G. Ade, Berita Kepada Kawan, kok sepertinya banyak kecutnya ya? Coba lihat sepenggal syairnya, 

Perjalanan ini
Trasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk
Disampingku kawan
Tuh kan, sudah sedih, ga ada teman sharing lagi...

Sobat muda, sebuah perjalanan kehidupan haruslah perjalanan yang menggairahkan! Mungkin tidak setiap hari senang, juga jangan setiap saat sedih! Kacau nanti emosinya. Tetapi perjalanan itu haruslah sebuah perjalanan bersama Tuhan. Berjalan bersama Tuhan pasti menghasilkan kegairahan yang tidak putus-putus! Feeling God within One self adalah arti lain dari antusiasme. 

Apakah Anda antusias melakukan perjalanan kehidupanmu? Jikalau belum, mintalah pada Tuhan Yesus. Dia akan membimbing engkau ke padang rumput yang hijau, menikmati kesegaran air yang tenang, juga memasuki lembah kekelaman untuk membawa kita menuju kelimpahan bersama-Nya.

Inilah ROAD TO TRANSFORMATION. Perjalanan menuju Transformasi Kehidupan…

Mengapa disebut transformasi? Kenapa bukan metamorfosis?

Sama-sama berarti perubahan...tapi berbeda. Apa sih bedanya?

No comments:

Post a Comment