Search This Blog

Sunday, February 27, 2011

puasa 2


Menurut buku James Lee Beall, peralihan pemusatan dari makanan kepada Allah yang dicapai melalui puasa memang disengaja. Pilihan untuk tidak makan maksudnya adalah agar kita memperhatikan sesuatu yang lebih penting. Arti sederhana mengenai puasa dinyatakan oleh perkataan bahasa Yunani, nesteia yang terdiri dari dua akar kata ; awalan negatif ne dan kata kerja esthio, makan. Seringkali perkataan ini diterjemahkan sebagai berpantang makan secara sukarela.
Sementara itu ada dua perkataan Bahasa Ibrani yang mempunyai hubungan dengan perbuatan puasa. Pertama memiliki arti “berpantang semua makanan jasmani untuk tubuh.” Pemahaman kedua menggambarkan akibat berpuasa yakni “penderitaan jiwa.” Apabila digabungkan kedua pernyataan itu mengandung pengertian menghilangkan kesenangan tubuh secara sukarela dan merendahkan jiwa untuk maksud-maksud rohani.
Puasa menurut iman Kristen dikenal sebagai salah satu cara untuk meningkatkan doa. Banyak tokoh yang mengenal rahasia berpuasa untuk memperoleh nilai rohani. Mereka mengkhususkan diri untuk berdoa dan berpuasa. Sebut saja Yesus Kristus sendiri, Rasul Paulus, Daniel, Ester, Daud, Hana, Elia dan lain-lain. Para tokoh berpantang makan tidak hanya untuk melepaskan mereka agar mampu memusatkan perhatian kepada Allah namun juga memperluas kemampuan menerima dan mengerti secara rohani sesuatu yang tak diperoleh dalam kehidupan rutin.
Menurut James dalam bukunya dikatakan bahwa semua kehidupan harus ditetapkan menurut kenyataan rohani. James melandasi hal itu dari Khotbah di Bukit. Yesus Kristus dalam khotbah itu menguraikan secara terperinci mengenai kehidupan yang seimbang, Allah adalah pusatnya dan semua yang dilakukan oleh kita terpancar dari dalam hubungan hati kita dengan DIA. Lebih jauh James menulis bahwa ada tiga tindakan yang diperlukan dalam menyeimbangkan kehidupan. Pertama ; setiap manusia mesti berbuat baik (memberi sedekah), kedua adalah hubungan yang akrab dengan Allah melalui Doa dan yang ketiga merupakan Disiplin pribadi dimana puasa dipakai sebagai gambaran pengendalian diri. Yesus mengajarkan bahwa hidup dalam KerajaanNYA memerlukan keseimbangan yang benar dalam menjalankan ketiga hal diatas.
Ketaatan kita akan membawa kepada suatu perjalanan hidup yang seimbang dimana petunjuk-petunjuknya dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan terhadap Allah harus dilakukan secara diam-diam. Hindarilah sikap memamerkan diri. Kedua, janganlah kita meniru orang-orang yang menekankan tujuan-tujuan luar. Mesti diingat bahwa memberi sedekah, berdoa dan berpuasa sesungguhnya merupakan Perkara Batin. Yang terakhir, harapkanlah hasil dari Allah saja sebab DIAlah yang memberi pahala kepada orang yang taat dalam Iman. Secara singkat, Berpuasalah untuk TUHAN
Dalam buku terbitan kalam hidup ini ia juga menjelaskan bagaimana orang Kristen semestinya berpuasa. Menurutnya sedikitnya ada tiga jenis puasa yakni :
1. Puasa Total ; Tidak makan dan minum sama sekali (Kis 9:8,9 ; Esther 4 : 16
2. Puasa Supernatural ; Puasa tidak makan dan tidak minum 40 hari lamanya (Ulangan 9:9,15-18)
3. Puasa Normal ; adalah berpantang terhadap makanan sama sekali (Lukas 4:2)
Dari pemaparan sederhana itu sepertinya telah cukup jelas bahwa umat Kristen juga diharapkan dapat melakukan puasa. Hanya saja Puasa yang dijalani dilakukan dengan diam-diam. Menurut iman Kristen dengan dilakukan secara tersembunyi maka IA akan melihat hati, memeriksa sikap dan dorongan batin umatNYA.
Secara pribadi meski tidak serutin para tokoh, saya sangat meyakini bahwa dengan Puasa segala sesuatu pasti TUHAN jawab. Pengalaman rohani yang pernah saya alami ketika belum lagi dikaruniai oleh anak. Saya sudah konsultasi kemana-mana, dokter biasa-biasa sampai dokter-dokter terkenal di bidang kandungan. Hasilnya semua nihil. Pergumulan saya itu ternyata terjawab dengan PUASA yang saya lakukan bersama isteri. TUHAN mendengar doa puasa kami. Seorang putera ganteng DIA beri setahun lalu. Inilah sebuah bukti nyata bahwa Puasa itu dapat mendekatkan diri kita kepada TUHAN dan pahalanya pasti TUHAN berikan.
Selamat menyongsong Ibadah Puasa buat rekan-rekan umat Muslim di tanah air. Semoga amalan yang dilakukan diterima oleh Yang Maha Kuasa.

PUASA DALAM AGAMA KRISTEN


Aug 10, '05 3:27 AM
for everyone
Sharing ....

Apakah tujuannya kita berpuasa?
1. Untuk merendahkan diri di hadapan Allah
2. Untuk menyatakan rasa kasih kita kepada Tuhan Yesus
3. Untuk mendisiplinkan tubuh kita dari keinginan duniawi, salah satu cara untuk menyangkal diri.
4. Untuk menambah rasa simpati kepada sesama, agar bisa merasakan penderitaan orang lain.
5. Untuk meminta jawaban Tuhan atas permasalahan kita.
6. Untuk mengusir jenis setan tertentu yang hanya bisa diusir dengan doa puasa.

Apakah dalam Agama Kristen ada yang namanya Puasa?
Agama Kristen Protestan tidak mewajibkan untuk berpuasa, sedangkan Kristen Katolik mewajibkan untuk berpuasa pada masa pra-paskah.

Bagaimana cara kita berpuasa?
Terserah pribadi masing-masing.
Tentukan sendiri jangka waktunya: 8 jam, 1 hari, 1 hari 1 malam, 3 hari, 7 hari, 40 hari, dst.
Tentukan jenis puasanya: hanya makan sayur, tidak makan, tidak makan dan tidak minum, atau puasa kebiasaan jelek seperti nonton tv, baca koran, majalah, menahan rasa marah/benci, tidak merokok, tidak berjudi, tidak masturbasi, dll.
Perbanyak jam doa, pujian penyembahan dan baca Alkitab supaya lebih efektif.

Apakah Tuhan Yesus mengajarkan agar kita berpuasa?
Ya, Yesus mengajarkan agar murid-muridNya untuk berpuasa. Tuhan Yesus
berkata: "Dan apabila kamu berpuasa,..." (Mat 6:16)Kata apabila artinya adalah sebagai orang Kristen, pada suatu saat kita akan berpuasa. Hanya waktunya sebaiknya tidak diwajibkan oleh agama, karena niat berpuasa timbul dari masing-masing pribadi.

Apa yang Yesus ajarkan ketika kita berpuasa?
Sedapat mungkin agar tidak ada orang lain yang tahu jika kita berpuasa. Biar hanya Tuhan yang tahu dan memberi upah kepada kita.
Oleh karena itu agama Kristen tidak mewajibkan waktu puasa.

Mengapa murid-murid Yesus tidak berpuasa ketika Ia bersama mereka?
Karena puasa adalah untuk menunjukkan kepada Allah, sedangkan Yesus adalah Imanuel (=Allah beserta kita). Untuk apa berpuasa jika Allah sudah ada di tengah-tengah mereka? Yesus telah menjelaskan dalamMat 9:15Yesus juga menerangkan lewat perumpamaan bahwa puasa dalam Perjanjian Lama berbeda dengan puasa dalam Perjanjian Baru. (Mat 9:16- 17).

Apakah bedanya puasa dalam PL dan PB?
Puasa dalam PL yang dilakukan secara rutin oleh bangsa Israel adalah untuk menantikan kedatangan Mesias, Penyelamat bangsa Israel yang dijanjikan dalam kitab Taurat dan kitab para nabi. Sedangkan dalam PB, Mesias telah datang dan berkarya. Artinya Keselamatan sudah datang, dan kita berpuasa untuk menjaga keselamatan yang sudah kita miliki.

Apakah ada niat puasa selain jawaban diatas?
Ya, seperti Musa dan Elia, mereka berpuasa karena memang Tuhan memberikan kekuatan untuk bersekutu secara intim dengan Tuhan, sehingga mereka tidak merasa lapar dan haus, seperti keadaan di sorga. Lainnya untuk situasi yang mendesak, untuk meminta belas kasihan dari Tuhan, untuk meminta agar Tuhan bertindak dalam masalah kehidupan kita, untuk meminta kekuatan Allah dalam pelayanan.

Apa saja puasa yang tercatat dalam PL?
1. Puasa Musa, 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum (Kel 24:16 dan Kel 34:28)
2. Puasa Daud, tidak makan dan semalaman berbaring di tanah (2 Sam 12:16)
3. Puasa Elia, 40 hari 40 malam berjalan kaki (1 Raj 19:8)
4. Puasa Ester, 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum (Est 4:16)
5. Puasa Ayub, 7 hari 7 malam tidak bersuara (Ayub 2:13)
6. Puasa Daniel, 10 hari hanya makan sayur dan minum air putih (Dan 1:12), doa dan puasa (Dan 9:3), berkabung selama 21 hari (Dan 10:2)
7. Puasa Yunus, 3 hari 3 malam dalam perut ikan (Yunus 1:17)
8. Puasa Niniwe, 40 hari 40 malam tidak makan, tidak minum dan tidak berbuat jahat (Yunus 3:7)

Apa saja puasa yang tercatat dalam PB?
1. Puasa Yesus, 40 hari 40 malam tidak makan (Mat 4:2)
2. Puasa Yohanes pembabtis, tidak makan dan tidak minum (Mat 11:18)
3. Puasa Paulus, 3 hari 3 malam tidak makan, tidak minum dan tidak melihat (Kis 9:9)
4. Puasa Jemaat mula-mula, untuk menguatkan Paulus dan Barnabas dalam pelayanan (Kis 13:2-3)

puasa

PUASA DALAM AGAMA KRISTEN

Saudaraku terkasih,
Mungkin akan timbul pertanyaan "Apakah Tuhan Yesus mengajarkan agar kita berpuasa?"

Ya, Tuhan Yesus mengajarkan agar murid-muridNya untuk berpuasa. Tuhan Yesus berkata: "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." (Mat 6:16-18).

Kata APABILA artinya adalah sebagai orang Kristen, pada suatu saat kita pasti akan berpuasa.
Lalu apa tujuannya kita berpuasa?
* Untuk merendahkan diri di hadapan Allah, dan mengungkapkan rasa cinta kasih kita kepada Tuhan Yesus yang telah berkorban untuk kita dengan kematianNya di kayu salib.
* Mendisiplinkan tubuh kita dari keinginan duniawi, salah satu cara untuk menyangkal diri.
* Menambah rasa perduli dan simpati terhadap sesama, karena kita bisa merasakan bagaimana rasa lapar dan dahaga.

* Untuk memohon jawaban Tuhan Yesus terhadap permasalahan kita yang tengah dihadapi.
* Untuk mengusir jenis setan tertentu atau kuasa roh jahat yang hanya bisa diusir dengan doa puasa. (Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa. Matius 17:21).
* Tuhan memberikan kekuatan untuk bersekutu secara intim dengan Tuhan, sehingga tidak merasa lapar dan haus, seperti keadaan di sorga.
* Untuk meminta belas kasihan dari Tuhan, agar Tuhan bertindak dalam masalah kehidupan kita, untuk meminta kekuatan Allah dalam pelayanan.



Saudaraku terkasih,
Waktu berpuasa juga tergantung dari niat berpuasa yang timbul dari masing-masing pribadi. Bisa jangka waktunya: 8 jam, 1 hari, 1 hari 1 malam, 3 hari, 7 hari, 40 hari, dst. Sedangkan jenis puasanya: hanya makan sayur, tidak makan, tidak makan dan tidak minum, atau puasa kebiasaan jelek seperti ; tidak merokok, tidak berjudi, dll.

Selama berpuasa perbanyaklah jam doa, pujian penyembahan dan baca Alkitab supaya puasa menjadi lebih efektif.

Saudaraku terkasih,
Puasa perlu dibatasi waktunya, khususnya puasa makanan. Tidak makan dalam jangka waktu yang panjang dapat merusak tubuh. Puasa bukan untuk menghukum tubuh Anda, tapi untuk memusatkan perhatian pada Tuhan. Puasa tidak boleh dianggap sebagai salah satu “metode diet.”

Jangan berpuasa untuk menghilangkan berat badan, tapi untuk memperoleh persekutuan yang lebih dalam dengan Allah. Benar, siapa saja bisa berpuasa. Ada orang-orang yang tidak bisa puasa makan (penderita diabetes misalnya), tapi setiap orang dapat untuk sementara meninggalkan sesuatu demi untuk memfokuskan diri pada Tuhan.

Dengan mengalihkan mata dari hal-hal dunia ini, kita dapat memusatkan diri pada Kristus Yesus dengan lebih baik. Puasa bukanlah cara untuk membuat Tuhan melakukan apa yang kita inginkan. Puasa mengubah kita, bukan Tuhan. Puasa bukanlah cara untuk kelihatan lebih rohani dibanding orang lain. Puasa harus dilakukan dalam kerendahan hati dan dengan penuh sukacita.

Apakah bedanya puasa dalam Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB) ?

Puasa dalam PL yang dilakukan secara rutin oleh bangsa Israel adalah untuk menantikan kedatangan Mesias, Penyelamat bangsa Israel yang dijanjikan dalam kitab Taurat dan kitab para nabi. Sedangkan dalam PB, Mesias telah datang dan berkarya. Artinya Keselamatan sudah datang, dan kita berpuasa untuk menjaga keselamatan yang sudah kita miliki.

Lalu puasa apa saya yang tercatat dalam PL?

* Puasa Musa, 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum (Keluaran 34:28 => Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.)

* Puasa Daud, tidak makan dan semalaman berbaring di tanah (2 Samuel 12:16 => Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah.)

* Puasa Elia, 40 hari 40 malam berjalan kaki (1 Raja-raja 19:8 => Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.)

* Puasa Ester, 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum (Ester 4:16 => Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.)

* Puasa Ayub, 7 hari 7 malam tidak bersuara (Ayub 2:13 => Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam. Seorangpun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat, bahwa sangat berat penderitaannya.)

* Puasa Daniel, 10 hari hanya makan sayur dan minum air putih (Daniel 1:12 => Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum;), doa dan puasa (Daniel 9:3 => Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu.), berkabung selama 21 hari (Daniel 10:2 => Pada waktu itu aku, Daniel, berkabung tiga minggu penuh:)

* Puasa Yunus, 3 hari 3 malam dalam perut ikan (Yunus 1:17 => Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya.)

* Puasa Niniwe, 40 hari 40 malam tidak makan, tidak minum dan tidak berbuat jahat (Yunus 3:7 => Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air.)

Apa saja puasa yang tercatat dalam PB?

* Puasa Tuhan Yesus, 40 hari 40 malam tidak makan (Matius 4:2 => Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.)

* Puasa Yohanes Pembabtis, tidak makan dan tidak minum (Matius 11:18 => Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan.)

* Puasa Paulus, 3 hari 3 malam tidak makan, tidak minum dan tidak melihat (Kisah Para Rasul 9:9 => Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.)

* Puasa Jemaat mula-mula, untuk menguatkan Paulus dan Barnabas dalam pelayanan (Kisah Para Rasul 13:2-3 => Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.)

Selamat berpuasa...:)

Puasa Kristen – apa kata Alkitab?




Pertanyaan: Puasa Kristen – apa kata Alkitab?

Jawaban: 
Alkitab tidak memerintahkan orang-orang Kristen untuk berpuasa. Puasa bukanlah sesuatu yang dituntut atau diminta Allah dari orang-orang Kristen. Pada saat yang sama, Alkitab memperkenalkan puasa sebagai sesuatu yang baik, berguna dan perlu dilakukan. Kitab Kisah Rasul mencatat tentang orang-orang percaya yang berpuasa sebelum mereka mengambil keputusan-keputusan penting (Kisah Rasul 13:4; 14:23). Doa dan puasa sering dihubungkan bersama (Lukas 2:37; 5:33). Terlalu sering fokus dari puasa adalah tidak makan. Seharusnya tujuan dari puasa adalah melepaskan mata kita dari hal-hal duniawi dan berpusat pada Tuhan. Puasa adalah cara untuk mendemonstrasikan kepada Tuhan, dan kepada diri sendiri, bahwa Anda serius dalam hubungan Anda dengan Tuhan. Puasa menolong Anda untuk memperoleh perspektif baru dan memperbaharui ketergantungan pada Tuhan.

Sekalipun di dalam Alkitab puasa selalu berhubungan dengan tidak makan, ada cara-cara lain untuk berpuasa. Apapun yang dapat Anda tinggalkan untuk sementara demi untuk memusatkan perhatian pada Tuhan dengan cara yang lebih baik dapat dianggap sebagai puasa (1 Korintus 7:1-5). Puasa perlu dibatasi waktunya, khususnya puasa makanan. Tidak makan dalam jangka waktu yang panjang dapat merusak tubuh. Puasa bukan untuk menghukum tubuh Anda, tapi untuk memusatkan perhatian pada Tuhan. Puasa tidak boleh dianggap sebagai salah satu “metode diet.” Jangan berpuasa untuk menghilangkan berat badan, tapi untuk memperoleh persekutuan yang lebih dalam dengan Allah. Benar, siapa saja bisa berpuasa. Ada orang-orang yang tidak bisa puasa makan (penderita diabetes misalnya), tapi setiap orang dapat untuk sementara meninggalkan sesuatu demi untuk memfokuskan diri pada Tuhan.

Dengan mengalihkan mata dari hal-hal dunia ini, kita dapat memusatkan diri pada Kristus dengan lebih baik. Puasa bukanlah cara untuk membuat Tuhan melakukan apa yang kita inginkan. Puasa mengubah kita, bukan Tuhan. Puasa bukanlah cara untuk kelihatan lebih rohani dibanding orang lain. Puasa harus dilakukan dalam kerendahan hati dan dengan penuh sukacita. Matius 6:16-18 mengatakan, “"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Puasa dalam Agama Kristen



2032006
Apakah tujuannya kita berpuasa?
1. Untuk merendahkan diri di hadapan Allah
2. Untuk menyatakan rasa kasih kita kepada Tuhan Yesus
3. Untuk mendisiplinkan tubuh kita dari keinginan duniawi, salah satu cara untuk menyangkal diri.
4. Untuk menambah rasa simpati kepada sesama, agar bisa merasakan penderitaan orang lain.
5. Untuk meminta jawaban Tuhan atas permasalahan kita.
6. Untuk mengusir jenis setan tertentu yang hanya bisa diusir dengan doa puasa.
Apakah dalam Agama Kristen ada yang namanya Puasa?
Agama Kristen Protestan tidak mewajibkan untuk berpuasa, sedangkan Kristen Katolik mewajibkan untuk berpuasa pada masa pra-paskah.
Bagaimana cara kita berpuasa?
Terserah pribadi masing-masing. Tentukan sendiri jangka waktunya: 8 jam, 1 hari, 1 hari 1 malam, 3 hari, 7 hari, 40 hari, dst. Tentukan jenis puasanya: hanya makan sayur, tidak makan, tidak makan dan tidak minum, atau puasa kebiasaan jelek seperti ; tidak merokok, tidak berjudi, dll.Perbanyak jam doa, pujian penyembahan dan baca Alkitab spy lebih efektif.
Apakah Tuhan Yesus mengajarkan agar kita berpuasa?
Ya, Yesus mengajarkan agar murid-muridNya untuk berpuasa. Tuhan Yesus berkata: "Dan apabila kamu berpuasa,…" (Mat 6:16). Kata apabila artinya adalah sebagai orang Kristen, pada suatu saat kita akan berpuasa. Hanya waktunya sebaiknya tidak diwajibkan oleh agama, karena niat berpuasa timbul dari masing-masing pribadi.
Apa yang Yesus ajarkan ketika kita berpuasa?
Sedapat mungkin agar tidak ada orang lain yang tahu jika kita berpuasa. Biar hanya Tuhan yang tahu dan memberi upah kepada kita. Oleh karena itu agama Kristen tidak mewajibkan waktu puasa.
Mengapa murid-murid Yesus tidak berpuasa ketika Ia bersama mereka?
Karena puasa adalah untuk menunjukkan kepada Allah, sedangkan Yesus adalah Imanuel (=Allah beserta kita).
Untuk apa berpuasa jika Allah sudah ada di tengah-tengah mereka?
Yesus telah menjelaskan dalam Mat 9:15. Yesus juga menerangkan lewat perumpamaan bahwa puasa dalam Perjanjian Lama berbeda dengan puasa dalam Perjanjian Baru. (Mat 9:16-17).
Apakah bedanya puasa dalam PL dan PB?
Puasa dalam PL yang dilakukan secara rutin oleh bangsa Israel adalah untuk menantikan kedatangan Mesias, Penyelamat bangsa Israel yang dijanjikan dalam kitab Taurat dan kitab para nabi. Sedangkan dalam PB, Mesias telah datang dan berkarya. Artinya Keselamatan sudah datang, dan kita berpuasa untuk menjaga keselamatan yang sudah kita miliki.
Apakah ada niat puasa selain jawaban diatas?
Ya, seperti Musa dan Elia, mereka berpuasa karena memang Tuhan memberikan kekuatan untuk bersekutu secara intim dengan Tuhan, sehingga mereka tidak merasa lapar dan haus, seperti keadaan di sorga. Lainnya untuk situasi yang mendesak, untuk meminta belas kasihan dati Tuhan, untuk meminta agar Tuhan bertindak dalam masalah kehidupan kita, untuk meminta kekuatan Allah dalam pelayanan.
Apa saja puasa yang tercatat dalam PL?
1. Puasa Musa, 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum (Kel 24:16 dan Kel 34:28)
2. Puasa Daud, tidak makan dan semalaman berbaring di tanah (2 Sam 12:16)
3. Puasa Elia, 40 hari 40 malam berjalan kaki (1 Raj 19:8)
4. Puasa Ester, 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum (Est 4:16)
5. Puasa Ayub, 7 hari 7 malam tidak bersuara (2:13)
6. Puasa Daniel, 10 hari hanya makan sayur dan minum air putih (Dan 1:12), doa dan puasa (Dan 9:3), berkabung selama 21 hari (Dan 10:2)
7. Puasa Yunus, 3 hari 3 malam dalam perut ikan (Yunus 1:17)
8. Puasa Niniwe, 40 hari 40 malam tidak makan, tidak minum dan tidak berbuat jahat (Yunus 3:7)
Apa saja puasa yang tercatat dalam PB?
1. Puasa Yesus, 40 hari 40 malam tidak makan (Mat 4:2)
2. Puasa Yohanes pembabtis, tidak makan dan tidak minum (Mat 11:18)
3. Puasa Paulus, 3 hari 3 malam tidak makan, tidak minum dan tidak melihat (Kis 9:9)
4. Puasa Jemaat mula-mula, untuk menguatkan Paulus dan Barnabas dalam pelayanan (Kis 13:2-3)
Selamat berpuasa!Tuhan Yesus memberkati.

KRISTEN DAN PUASA




Di tengah bulan Puasa yang dilakukan oleh umat Muslim, timbullah pertanyaan yang ditujukan kepada umat Kristen: “Apakah umat Kristen menjalankan puasa?” 

Asal perintah puasa dalam Perjanjian Lama tidak jelas, tercatat ketika Israel menghadapi Filistin mereka mengaku dosa dan berpuasa (1Sam.7:6). Sekalipun tidak disebut sebagai puasa, Musa tidak makan dan minum selama 40 hari (Kel.34:28). Ketika Nehemia mendengar situasi Yerusalem, ia berdoa dan berpuasa (Neh.1:4). Yoel menyuruh umat bertobat dan berpuasa (Yl.2:12). Banyak juga ayat-ayat lain yang menunjukkan praktek puasa dalam PL. 

Dalam Perjanjian Baru puasa juga tercatat. Yesus hanya sekali tercatat berpuasa dengan tidak makan & minum 40 hari lamanya (Mat.4:2) sebagai persiapan menghadapi godaan dan ujian. Ketika Paulus dan Barnabas diutus mereka berpuasa (Kis.13:3). Puasa biasanya dikaitkan dengan penyesalan diri dalam pertobatan dan dikaitkan dengan doa dalam usaha mendekatkan diri lebih kepada Tuhan (1Raj.21:27;Mzm.35:13), atau meminta kuasa dalam memerangi setan (Mat.17:21;Mrk.9:29).

Sebagaimana banyak hal dalam syariat dimana arti rohaninya terkubur oleh penampakan lahir, demikian juga puasa sering merosot artinya. Bukannya ditujukan sebagai ekspresi pertobatan tetapi umat Israel menjadikannya sebagai tuntutan untuk memperoleh sesuatu (Yes.58:3) atau agar diperkenan Tuhan (Yes.58:5). Puasa sering merosot sekedar upacara ritual tanpa penyerahan diri kepada Tuhan (Za.7:5), dan menjadi perilaku yang munafik (Mat.16:6) demi untuk membenarkan diri sendiri (Luk.18:12). 

Baik Musa maupun Yesus tidak makan dan minum selama 40 hari bukan karena syariat agama, namun sebagai masa persiapan menghadapi godaan dan ujian sebelum diutus, dan konteks saat itu menunjukkan suasana gurun dimana tidak tersedia makanan maupun minuman. Puasa dalam praktek Israel telah merosot menjadi kebiasaan legalistik pada hari-hari dan waktu tertentu tetapi sudah kehilangan maknanya, itulah sebabnya nabi Yesaya dengan keras menekankan arti puasa yang benar. Ia mengatakan bahwa Tuhan berfirman: 

“Berpuasa yang kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang-orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecahkan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!” (Yes.58:6-7). 

Sekalipun Yesus tidak makan dan minum 40 hari, ia tidak menyuruh murid-muridnya berpuasa, dan karena para murid tidak berpuasa mereka dicela oleh orang Farisi (Mrk.2:18), namun Yesus mengatakan bahwa puasa baru akan mereka lakukan bila Yesus telah pergi (Mrk.2:20). Jadi, puasa menurut Yesus bukan lagi syariat agama tetapi kebutuhan penyiapan batin secara khusus bila bertobat dan diperlukan dalam menghadapi masalah khusus seperti kepergiannya kelak atau dalam memerangi setan (Mat.17:21;Mrk.9:29). 

Yesus tidak membenarkan orang Farisi yang menjalankan syariat agama termasuk berpuasa yang melakukannya dengan sombong, tetapi Ia membenarkan pemungut cukai yang kelihatannya tidak menjalankan puasa (Luk.18:9-14). Jadi, Yesus tidak menyuruh orang melakukan puasa tetapi tidak melarang bila orang melakukan puasa untuk maksud khusus. 

Dari hal-hal di atas kita mengetahui bahwa puasa memiliki maksud yang dalam dan khusus dalam menguasai batin seseorang dalam hubungan dengan Tuhannya yang suci dan benar, namun puasa cenderung merosot sekedar suatu legalisme agama dalam bentuk syariat lahir tanpa isi. Yesaya dengan jelas memberitahukan umat Israel (Yes.58) bahwa orang bisa saja tidak melakukan puasa lahir tetapi yang harus dilakukan adalah melakukan puasa batin, yaitu berpuasa dari kelaliman, menganiaya dan memperbudak orang. Berpuasa dari mengenyangkan diri sendiri menjadi memberi makan orang lapar, tidak punya rumah, dan yang telanjang (band. Mat.24:31-46). 

Yesus juga tidak mengajarkan orang untuk berpuasa, bahkan tidak membenarkan orang sombong sekalipun ia berpuasa, tetapi Yesus juga tidak melarang orang berpuasa. Jadi puasa itu pada dirinya sendiri tidak memiliki arti bila bukan merupakan ungkapan hati yang bertobat dan merendahkan diri di hadapan Allah. 

Perlu disadari bahwa penebusan Yesus di atas kayu salib telah menggenapi syariat taurat Perjanjian Lama yang bergantung pada usaha manusia menyelamatkan diri sendiri dengan melakukan syariat agama secara tertib (sunat, korban, sabat, puasa, halal-haram dll.), menjadi kasih karunia Allah yang diberikan kepada setiap orang yang percaya dan bertobat (Yoh.3:16;Efs.2:8-10). Karunia Allah ini menjadi sempurna dengan datangnya ‘Roh Kudus’ yang akan menguatkan dan mendiami umat percaya yang digenapi pada hari Pentakosta (Kis.2). 

Dari ajaran Yesus ini, menjawab pertanyaan “apakah umat Kristen menjalankan puasa?” Jawabannya adalah ‘tidak’ dan ‘ya’, artinya umat Kristen (kecuali Katolik) ‘tidak’ menjalankan puasa sebagai syariat agama ritual pada waktu-waktu tertentu dan yang ditetapkan, dan ‘ya’ bahwa sewaktu-waktu umat Kristen bisa saja menjalankan puasa, dalam menghadapi event-event khusus, dengan sungguh-sungguh atas kemauannya sendiri. Puasa adalah ungkapan lahir dari hati yang bertobat dan merendahkan diri di hadapan Allah. Dan ungkapan lahir tidak berarti bila yang diungkapkan tidak ada, sebaliknya tanpa ungkapan lahir juga tidak menjadi soal selama yang diungkapkan itu ada, sebab inilah hakekat puasa yang sebenarnya. 

Salam kasih dari Herlianto/YABINA ministry

Doa dan Puasa


Ringkasan Kotbah Yusman Swardana

Ibrani 3:15-16
Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman", siapakah mereka yang membangkitkan amarah Allah, sekalipun mereka mendengar suara-Nya? Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa?

Ada satu pertanyaan yang sering muncul ketika kita sedang berbicara mengenai puasa, “Apakah berpuasa itu merupakan suatu keharusan bagi setiap orang kristen?” Marilah kita melihat di dalam Matius 6:1, Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Tuhan Yesus berkata, “kewajiban agamamu”. 

Ada 3 kewajiban orang percaya:“Memberi”, “Berdoa”, dan “Berpuasa”. 
Hal ini mempunyai arti bahwa “puasa” merupakan suatu kewajiban bagi setiap kita. 
Arti dari “puasa” adalah, menjauhkan diri dari makanan dengan maksud dan tujuan rohani yaitu, kita dibawa lebih mendekat lagi kepada Tuhan. 
Ada beberapa motivasi yang salah dalam hal berpuasa :
- Berpuasa agar keinginannya lebih cepat dijawab oleh Tuhan.
- Berpuasa dengan tujuan menurunkan berat badan atau “diet”.
- Berpuasa agar dilihat sebagai orang kristen yang taat.
- Berpuasa hanya karena mengikuti program gereja.
Beberapa bentuk puasa yang dapat menjadi contoh bagi kita adalah :
- “Puasa biasa”, berpuasa dengan tidak makan tetapi minum air putih.
- “Puasa penuh”, berpuasa dengan tidak makan dan minum selama 24 jam.
- “Puasa sebagian”, berpuasa dengan tidak makan makanan tertentu.
Ada banyak orang bertanya tentang berapa lama orang kristen berpuasa. 
Kita tidak memiliki ketentuan berapa lama kita harus berpuasa, karena semuanya itu tergantung dari diri dan hati kita masing-masing.

Mengapa kita sebagai orang percaya melakukan puasa ?

1. Puasa untuk pemulihan pertobatan kita.
Yunus 3:4-5
Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru:“Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.”
Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.
Ketika Tuhan melihat kejahatan orang Niniwe, Tuhan menjadi marah dan DIA akan menghancurkan kota itu. Tetapi orang Niniwe percaya kepada Tuhan dan sadar akan segala dosa yang telah dilakukannya. Maka mereka mengambil satu tindakan yaitu “berpuasa”. Seluruh orang Niniwe meminta ampun kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh dan mereka “berpuasa” baik orang dewasa maupun anak-anak. Karena mereka melakukannya dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan mengampuni kesalahan mereka.
Yunus 3:10 
Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Jika pada hari ini kita berbuat kesalahan dihadapan Tuhan dan kita mendengar suara-Nya, bertobatlah dan janganlah kita mengeraskan hati kita. 

2. Puasa untuk memenangkan persoalan-persoalan yang berat.
II Tawarikh 20:3-4
Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.
Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN.
Pada saat bani Moab dan bani Amon bersama-sama dengan sepasukan orang Meunim datang untuk berperang, Yosafat menjadi takut. Dia menghadapi suatu masalah yang besar yaitu peperangan. Saat menghadapi masalah itu, Yosafat tidak mencari pertolongan lain, tetapi dia mengambil keputusan untuk mencari Tuhan dan melakukan puasa. Ada kemenangan bagi Yosafat dan kaum Yehuda ketika mereka menghadapi musuh mereka, 
karena Yosafat berpuasa dan mengandalkan Tuhan di dalam kehidupannya.

II Tawarikh 20:27
Lalu pulanglah sekalian orang Yehuda dan Yerusalem dengan Yosafat di depan. Mereka kembali ke Yerusalem dengan sukacita, karena TUHAN telah membuat mereka bersukacita karena kekalahan musuh mereka.
Masalah dan persoalan seberat apapun yang kita hadapi pasti ada jalan keluar dan kemenangan, jika kita percaya dan mengandalkan Tuhan di dalam setiap aspek kehidupan kita.

3. Puasa untuk mencari kehendak Tuhan.
Kisah Rasul 9:9
Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.
Saulus adalah orang Farisi, dia memiliki pendidikan agama yang tinggi. Tetapi dia adalah pembunuh orang-orang percaya / kristen.
Dalam perjalanannya ke Damsyik, tiba-tiba ada cahaya yang memancar dari langit mengelilingi Saulus dan dia menjadi buta.
Kisah 9:15 
Tetapi firman Tuhan kepadanya:“Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.”
Pada saat Saulus berdoa dan berpuasa, dia tahu dan mengerti apa tujuan dari hidupnya. Mungkin kita tidak mengalami keadaan yang sama dengan Saulus, tetapi kita binggung dalam menentukan pilihan kita, baik itu pekerjaan, pelayanan, atau apapun. Andalkanlah Tuhan, karena DIA adalah penasehat yang ajaib bagi setiap kita.

4. Puasa untuk mematahkan belenggu kemiskinan.
Yoel 1:14
Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah TUHAN, Allahmu, dan berteriaklah kepada TUHAN.
Di dalam kitab Yoel semua penduduk yang mengalami kemiskinan diajak untuk berdoa dan berpuasa, dan Tuhan menurunkan berkat bagi mereka.
Biarlah dalam bulan puasa ini kita mengalami berkat, mujizat, dan kuasa-Nya di dalam setiap kehidupan kita. 

Lebih lanjut tentang: Doa dan Puasa 

Mengakhiri Puasa & Harapkan Kebangunan Rohani


Bagaimana Dipenuhi Roh Kudus
Sedang dipersiapkan
Sedang dipersiapkan
7 Langkah Pokok Doa dan Puasa yang Berhasil
Sedang dipersiapkan
 
Apabila jadwal puasa Anda berakhir, Anda dapat kembali makan seperti biasanya. Namun perlu diingat, cara Anda mengakhiri puasa tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik dan rohani Anda:LANGKAH 6: Mengakhiri Puasa Secara Bertahap
Mulailah makan secara bertahap. Jangan makan makanan keras segera setelah berakhirnya puasa. Masuknya kembali makanan keras secara tiba-tiba ke dalam pencernaan Anda, dapat menimbulkan akibat yang negatif bahkan berbahaya. Cobalah terlebih dahulu makanan ringan yang biasa dimakan sehari-hari. Dengan mengakhiri puasa secara bertahap, Anda dapat memperoleh manfaat baik secara fisik maupun rohani, bahkan dapat membantu menjaga kesehatan Anda.
Berikut ini ada beberapa saran untuk membantu Anda dalam mengakhiri puasa dengan baik:
Makanlah buah-buahan yang banyak mengadung air seperti semangka. 
Kalau Anda minum juice buah dan sayuran selama berpuasa, sekarang pada tiga hari pertama setelah puasa, tambahkan:
hari pertama: selada merah
hari kedua: kentang rebus atau panggang tanpa mentega maupun bumbu.
hari ketiga: sayuran yang dikukus
sesudahnya: kembali ke menu biasanya.
Secara bertahap Anda dapat menikmati makanan seperti biasanya dengan terlebih dahulu makan makanan ringan selama beberapa hari pertama setelah selesai puasa. Mulailah dengan sedikit sop dan buah-buahan segar. Setelah itu makanlah beberapa sendok makanan padat disertai buah dan sayuran mentah, atau salad mentah dan kentang panggang.

LANGKAH 7: Harapkan Hasil
Apabila Anda dengan tulus merendahkan diri di hadapan Tuhan, bertobat, berdoa, dan mencari wajah-Nya; serta senantiasa setia merenungkan firman-Nya, maka Anda akan menikmati kehadiran Allah (Yohanes 14:21). Tuhan akan mengaruniakan kesegaran rohani dalam diri Anda. Keyakinan dan iman Anda kepada Tuhan akan semakin kuat. Anda akan merasakan bahwa mental, spiritual dan fisik Anda kembali disegarkan, bahkan Anda akan memperoleh jawaban atas doa-doa Anda.
Puasa yang sederhana, bagaimanapun tidak membuat seseorang sembuh secara total dari sakit rohani. Sebagaimana kita membutuhkan kepenuhan Roh Kudus setiap hari, sesungguhnya kita juga perlu untuk mengadakan puasa di hadapan Tuhan. Puasa 24 jam setiap minggu telah terbukti memberi manfaat bagi banyak orang Kristen.
Anda membutuhkan waktu yang cukup untuk membangun "otot" puasa Anda. Jika Anda gagal menyelesaikan puasa yang pertama, jangan kecewa. Jika dahulu Anda sudah pernah berpuasa namun sekarang tidak lagi, atau Anda merasa masih perlu memperdalam pemahaman Anda untuk melaksanakan lagi, segeralah untuk berpuasa sampai Anda berhasil. Allah menghargai kesetiaan Anda.
Saya mendorong Anda untuk berdoa dan berpuasa dengan saya secara berulang-ulang, sampai kita mengalami kebangunan rohani yang sejati dalam keluarga, negara, dan seluruh dunia.
TAMBAHAN:
Bagaimana Mengalami dan Memelihara Kebangunan Rohani Secara Pribadi

Mintalah Roh Kudus untuk menyatakan dosa yang belum Anda akui. 
Mintalah maaf kepada setiap orang yang telah Anda sakiti dan ampunilah mereka yang telah menyakiti Anda. Berikan ganti rugi kalau Tuhan menyatakan hal ini.
Periksalah motivasi Anda dalam setiap kata dan perbuatan. Mintalah agar Tuhan menyelidiki dan menyucikan hati Anda hari lepas hari.
Mintalah Roh Kudus untuk menjaga Anda dari sikap puas diri dan mediokritas (apa adanya). 
Mengucap syukurlah kepada Tuhan setiap hari dan dalam segala hal, Apapun situasi di sekitar Anda.
Janganlah mengikuti keinginan duniawi Anda (Galatia 5:16,17)
Serahkanlah hidup Anda kepada Isa Almasih yang adalah Juruselamat dan Tuhan Anda. Berserahlah sepenuhnya kepada Tuhan dengan kepatuhan dan kerendahan hati.
Pelajarilah sifat-sifat Allah
Berlapar dan berdahagalah akan kebenaran (Matius 5:6)
Kasihilah Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi (Matius 22:37)
Bersedialah untuk terus-menerus dipimpin dan dikuasai oleh Roh Kudus dengan iman berdasarkan perintah (efesus 5:18) dan janji-Nya (I Yohanes 5:14-15)
Baca, pelajari, renungkan dan hafalkan firman Allah yang kudus dan benar, setiap hari. (Kolose 3:16)
Berdoalah dengan tidak berkeputusan (1 Tesalonika 5:17)
Berpuasa dan berdoalah 24 jam setiap minggu. Renungkanlah di dalam doa, bahwa Anda menjadi salah satu diantara dua juta orang Kristen yang berpuasa selama 40 hari sebelum berakhirnya tahun 2000
Berusahalah untuk bercerita tentang Isa Almasih setiap hari sebagai cara hidup Anda.
Jalanilah kehidupan yang kudus, dengan ketaatan dan iman.
Mulailah mengadakan kelompok penelaahan Alkitab di rumah atau gereja, dengan menekankan pada kebangunan rohani dan kehidupan yang kudus.